Bisnis.com, PADANGPT - Semen Padang berencana membangun pembangkit listrik mandiri berkapasitas 130 Mw untuk mengatasi tingginya beban operasional dari penggunaan energi listrik.
Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry menyebutkan beban penggunaan listrik di perusahaan semen tertua di Indonesia itu mencapai 12% terhadap total biaya operasional.Bebannya besar sekali. "Kalau untuk jangka panjang mau tidak mau harus bangun pembangkit listrik sendiri untuk efisiensi," katanya, Sabtu (21/2/2015).
Dia memperkirakan pembangkit yang akan dibangun itu berkapasitas 130 Mw, karena kebutuhan listrik jangka panjaang mencapai 150 Mw jika pabrik Indarung VI beroperasi pada 2016. "Saat ini kebutuhan perusahaan 90 Mw. Untuk rencana pembangunan masih dilakukan kajian," ujarnya.
Makanya, Benny menilai membangun pembangkit listrik sendiri merupakan solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus bertambah. Apalagi, Semen Padang memprioritaskan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri.
Dia menargetkan pada 2016, kapasitas produksi perseroan mencapai 10,5 juta ton dengan beroperasinya dua perusahaan tambahan yakni pabrik di Dumai, Riau dengan kapasitas 900.000 ton dan Indarung VI yang berkapasitas 3 juta ton.
Sebelumnya, perusahaan yang berdiri 1910 itu mengembangankan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) untuk mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan. Cara itu bisa menghemat listrik hingga 7% dari total suplai energi dari PLN. WHRPG memanfaatkan limbah untuk mensubstitusi bahan baku utama, a.l penggantian pasir besi dengan copper slag dan sampah konkret, penggatian tanah liat dengan drilling cutting cement (DCC), gypsum purified dan fly ash.Selain itu juga memanfaatkan biomass dari sekam padi, tatal atau limbah karet, serbuk gergaji, kertas bekas, dan limbah B3 (oli, grease, dan majun bekas) sebagai bahan bakar alternatif.