Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Garmen Keluhkan Layanan Kawasan Berkat Nusantara

Sejumlah investor yang bergerak di bidang garment yang menyewa lokasi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) mengeluhkan buruknya pelayanan manajemen perseroan BUMN itu terutama terkait peristiwa banjir Jakarta beberapa hari lalu.
ilustrasi
ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah investor yang bergerak di bidang garment yang menyewa lokasi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) mengeluhkan buruknya pelayanan manajemen perseroan BUMN itu terutama terkait peristiwa banjir Jakarta beberapa hari lalu.

Manajer HRD PT Bangun Busana Maju, Bernard Aritonang mengaku kecewa dengan buruknya pelayanan yang diberikan oleh manajemen PT KBN saat peristiwa banjir Jakarta beberapa hari terakhir.

"Saat banjir sejak Senin (9/2) hingga sekarang tidak ada perhatian atau bentuk kepedulian. Bahkan keterangan pun, sama sekali tidak kami dapat terkait banjir yang merendam sejumlah lokasi di KBN. Padahal kami juga sudah berusaha menghubungi," tuturnya, kepada Bisnis, Minggu (15/2).

Dia mengisahkan ketika peristiwa banjir Senin (9/2) yang sudah mencapai di atas satu meter hingga berangsur surut Sabtu (14/2) pagi masih setinggi paha orang dewasa dan surut pada sore harinya, tidak ada perhatian sama sekali.

Menurutnya sejak Selasa - Sabtu banyak perusahaan garment yang tutup, yakni dari 70 perusahaan, tidak lebih dari 10 perusahaan saja yang beroperasi.

Mereka berhenti operasional lantaran tidak mendapat pasokan aliran listrik imbas dari gardu listrik yang terendam, dan juga tidak operasionalnya perusahaan dikarenakan sebagian perusahaannya memang terendam banjir.

"Padahal kami kan investor, kami berhak dong menanyakan layanan prima yang dijanjikan. Apalagi kami sudah tata semua aturan dan tiap tahun mengalami kenaikan pembayaran," ujarnya.

Dirinya membandingkan dengan tanggapnya manajemen terdahulu ketika terjadi banjir langsung menyediakan kapal karet maupun sejumlah armada untuk membantu proses evakuasi  karyawan yang terjebak banjir dan menyiapkan posko tanggap banjir.

"Dulu ada armada untuk angkut evakuasi karyawan. Bahkan kami juga sudah meminta untuk mengangkut sampah-sampah pasca banjir agar tidak menjadi sarang penyakit juga belum diilakukan," ujarnya.

Perusahaan tempatnya bekerja yang membawahi 850 karyawan itu, sampai saat ini juga mengaku masih melakukan inventarisasi kerugian perusahaan akibat peristiwa banjir tersebut.

"Jumlah kerugian sedang kami hitung dengan bagian akunting, yang jelas ada 2 kontainer terendam dan barang jadi ada 5000-6000 potong terendam, belum yang karton-karton," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper