Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Urban Farming: Gerakan Masif Siap Digulirkan di Seluruh Jabar

Gerakan menanam tanaman komoditas pangan di pekarangan rumah atau agribisinis skala keluarga yang telah mulai digulirkan di Kota Bandung dengan sebutan urban farming, siap digalakkan secara masih di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Ilustrasi/euronews
Ilustrasi/euronews

Bisnis.com, BANDUNG—Gerakan menanam tanaman komoditas pangan di pekarangan rumah atau agribisinis skala keluarga yang telah mulai digulirkan di Kota Bandung dengan sebutan urban farming, siap digalakkan secara masih di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

Dalam pertemuan high level meeting Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Jabar bersama pemimpin daerah yang mewakili Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari 27 kabupaten/kota di Jabar, usulan tersebut mencuat dan siap ditindaklanjuti Pemprov Jabar.

Ketua Tim Teknis FKPI Jabar, yang juga Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan mengatakan gerakan tersebut telah dimulai di lingkungan Pemprov Jabar serta dinas terkait.

Dia melanjutkan Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Jabar siap mendorong urban farming yang saat ini tengah digalakkan Pemkot Bandung terhadap lingkungan pemerintahan dan kepada warganya.

Menurut dia, komoditas pangan yang laik untuk coba dikembangkan dalam agribisnis skala keluarga di Jabar adalah tanaman cabai.

Hal itu karena mudah berfluktuasinya harga cabai akibat supply yang tidak stabil dan tingginya kebutuhan (demand) di Jabar.

“Sudah ada usulan-usulan dari daerah untuk mengembangkan kembali pertanian di pekarangan rumah. Dinas Pertanian ataupun Badan Ketahanan Pangan menyebarkan bibit-bibit cabai ke beberapa kelompok masyarakat di Jawa Barat,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (12/2/2015).

Terkait signifikansi gerakan ini terhadap pasokan cabai, Ferry menuturkan gerakan menanam komoditas pangan di pekarangan tersebut setidaknya dapat menjaga pasokan cabai untuk kebutuhan dapur rumah tangga.

“Karena antara kebutuhan untuk rumah tangga, industri, dan rumah makan, itu sama bergabung suplai cabainya. Saat pasokan berkurang, saling mem-betot kebutuhan dengan yang rumah tangga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper