Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KA Batubara Pakai Izin Jalur Umum

Pemprov Sumsel mengungkapkan konsep pembangunan kereta api khusus batubara dari Tanjung Enim hingga Tanjung Api-Api kini berubah menjadi jalur kereta api yang dapat digunakan secara umum.

Bisnis.com, PALEMBANG—Pemprov Sumsel mengungkapkan konsep pembangunan kereta api khusus batubara dari Tanjung Enim hingga Tanjung Api-Api kini berubah menjadi jalur kereta api yang dapat digunakan secara umum.
 
Asisten II Pemprov Sumsel Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ruslan Bahri mengatakan konsep kereta api satu jalur itu sudah dibahas sebelumnya bersama PT Multi Guna Ganda Semesta (MGGS) sebagai pemrakarsa proyek tersebut.
 
“Awalnya itu yang akan diajukan itu izin khusus untuk batubara, tetapi karena tidak fleksibel, diubah untuk izin umum saja. Peruntukkannya tetap untuk batubara, tetapi bisa juga mengangkut penumpang, atau hasil alam lainnya,” katanya, Rabu (11/02).
 
Ruslan menuturkan MGGS bakal menyiapkan dana sebesar Rp32 triliun untuk membangun jalur kereta api tersebut. Nantinya, Pemprov Sumsel berperan sebagai penyedia lahan, sekaligus mulai melakukan proses pembebasan lahan pada tahun ini.
 
Meski demikian, proyek pembangunan jalur kereta api tersebut tetap akan dilakukan tender. Alhasil, investor-investor lainnya masih memiliki peluang untuk berkontribusi dalam pembangunan jalur kereta api tersebut.
 
“MGGS disini masih bergabung karena memiliki hak khusus, dan mereka akan melakukan survei lokasi tahun ini. Untuk tender sendiri, kami berencana mengejar tahun ini, tetapi masih menunggu penyelesaian desain proyek itu,” ujarnya.
 
Ruslan mengaku jalur kereta api yang akan dibangun tersebut sepanjang 295 km. Menurutnya, jalur kereta api tersebut bakal dibangun cabang, sehingga tidak monoton dari Tanjung Enim ke Tanjung Api-api saja.
 
Rencananya, jalur kereta api dari Tanjung Enim akan melewati Lawang Wetan dan Tanah Abang dengan panjang 142 km. Kemudian, di jalur lainnya, dari Rawas Ilir menuju ke Tanah Abang dengan panjang 80 km.
 
“Ini baru desain dari kami, dan kalau nantinya akan ada pergeseran atau perubahan trayek akibat kondisi geografis, bisa saja terjadi karena memang Detail Engineering Design [DED] proyek kereta api ini masih belum selesai,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper