Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Perindustrian mencatat saat ini ada 27 proyek pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) hasil tambang dengan total mencapai 19,93 juta ton.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto mengatakan target operasi puluhan smelter itu berbeda satu dengan yang lain. Yang pasti 27 smelter terdiri dari smelter besi baja, alumina, tembaga, dan ferronikel.
Perinciannya a.l. smelter besi baja sekitar 6,40 juta ton dari enam perusahaan, alumina 10,40 juta ton dari lima perusahaan, tembaga 0,78 juta ton dari lima perusahaan, dan 2,35 juta ton dari 11 perusahaan.
"Pengembangan industri logam diarahkan untuk memperkuat industri hilirnya yang menghasilkan berbagai barang modal," katanya, Selasa (10/2/2015).
Kelancaran pembangunan smelter merupakan salah satu kunci peningkatan penghiliran industri. Pabrik pengolahan dan pemurnian akan menghasilkan nilai tambah lebih besar di dalam negeri. Manakala pembangunan smelter mundur dari jadwal ideal maka program penghiliranpun tertunda.
Dari 27 proyek smelter terdapat tujuh proyek pabrik pengolahan dan pemurnian beroperasi mulai 2017. Sementara proyek lain ada yang sudah beroperasi dan ada pula yang baru mulai beroperasi pada 2018 dan 2019.
"Rata-rata investor mengejar pengoperasian mulai Januari 2017 karena aturannnya tidak boleh ekspor raw material lagi mulai saat itu," tutur Harjanto
Adapun proyek yang ditargetkan beroperasi dua tahun lagi, yaitu smelter besi dan baja yang digarap PT Krakatau Steel di Banten berkapasitas 1,50 juta ton per tahun. Proyek lain ialah smelter alumina PT Well Harvest Winning di Kalimantan Barat 2 juta ton.
Selebihnya adalah pabrik pengolahan nikel a.l. yang digarap PT Feni Haltim di Maluku Utara, PT Multi Baja Industri di Jawa Timur, PT Weda Bay Nikel di Maluku Utara, PT Titan Daya Persada di Sulawesi Selatan, dan PT COR Industri Indonesia di Sulawesi Tengah.
Perseroan tersebut mendirikan smelter dengan kemampuan produksi berbeda. Smelter Feni Haltim berkapasitas 0,40 juta ton, Multi Baja 0,11 juta ton, dan Weda Bay 0,60 juta ton. Untuk smelter Titan Daya hanya memproduksi 0,04 juta ton, sedangkan PT COR 0,32 juta ton.