Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN EKONOMI: Peran Fungsi Intermediasi Perbankan Merosot

Porsi pertumbuhan kredit terhadap laju ekonomi Indonesia mencatatkan penurunan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2000 hingga 2014. / Bisnis
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2000 hingga 2014. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Porsi pertumbuhan kredit terhadap laju ekonomi Indonesia mencatatkan penurunan.

Sebelum 2014, pertumbuhan ekonomi Tanah Air bisa mencapai tiga kali dari produk domestik bruto (PDB). Namun, memasuki 2014, porsi kredit terhadap PDB kian berkurang.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit bisa mencapai tiga kali dari produk domestik bruto, akan tetapi pada 2014 telah menurun menjadi 2,6 kali dari PDB.

"Kredit sekarang sudah 2,6 kali pertumbuhan ekonomi. Ada 3 faktor yang mempengaruhi yakni suku bunga, likuiditas dan prospek bisnis," ujarnya seperti dikutip Bisnis.com, Minggu (8/2/2015).

Perry mengakui kalau suku bunga masih relatif tinggi, karena BI masih fokus pada stabilitas ekonomi. Di sisi lain, BI menilai bahwa perbankan tidak mengalami kesulitan likuiditas pada tahun ini, sebab funding bank sudah lebih baik.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi senilai 5,6% tahun ini akan mendorong permintaan kredit hingga 17%. Senada, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan laju kredit industri perbankan yang diajukan sekitar 16,4%.

Bila dibandingkan kondisi 2013 dan 2014, maka data menunjukkan pertumbuhan kredit 2014 mencatatkan penurunan yang lebih dalam daripada pertumbuhan ekonomi. Pada 2013, pertumbuhan kredit mencapai 21,94% secara year on year, sedangkan pertumbuhan ekonomi 5,58%.

Pada 2014, penyaluran kredit industri perbankan mencapai Rp3.702 triliun, tumbuh 11,4% dari posisi Rp3.323 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02%.

Perry mengungkapkan akan terjadi akselerasi pertumbuhan kredit perbankan mulai tumbuh pada kuartal II/2015 dan semakin tinggi pada kuartal III dan IV/2015.

BI optimis ruang tumbuh bank akan semakin tinggi, apalagi dengan adanya finalisasi dari rencana anggaran pendapatan belanja negara perubahan (RAPBN-P) yang sedang digodok DPR. Dia optimis bahwa kegiatan investasi dan konsumsi akan semakin tinggi setelah ada stimulus dari APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper