Bisnis.com, BADUNG - Pemerintah Daerah kabupaten Badung berhasil menambah 100 ha lahan petanian baru, meskipun alih fungsi lahan pertanian terus terjadi di daerah itu.
Bupati Badung Anak Agung Gede Agung mengatakan alih fungsi lahan disebabkan oleh pembangunan hotel, restaurant dan tempat hiburan lainnya di wilayah itu.
Pihaknya telah menerapkan regulasi untuk memproteksi lahan pertanian dari alih fungsi lahan, seperti penghapusan pajak jalur hijau sebesar 100% dan keringanan pajak bumi bangunan (PBB) lahan pertanian berkelanjutan minimal 20 hingga 100%.
"Pajak PBB bukan untuk meningkatkan pendapatan, tapi untuk menekan alih fungsi lahan di bidang pertanian ini," katanya saat kunjungan kerja Menteri Pertanian, Jumat (6/2/2015).
Selain itu, pihaknya telah merehabilitasi terowongan dan saluran irigasi sepanjang 8,1 km dengan anggaran Rp3,5 miliar. Saluran irigasi tersier itu dibarengi dengan perbaikan irigasi sekunder dan primer.
Hasilnya, ada penambahan lahan pertanian sebesar 100 ha tahun lalu. Padahal, rata-rata alih fungsi lahan di daerah Badung pada 2009-2013 mencapai 30,2 ha per tahun. "Itu sudah lebih baik, karena saat 2005 itu malah pernah tembus 101,3 ha per tahun," katanya.
Subak Cemagi Let menjadi salah satu sentra produksi beras di Kabupaten Badung dengan produktivitas padi rata-rata 6,5 ton gabah kering panen per ha. Tiap tahun, Badung selalu surplus 6.760 ton per tahun. Angka tersebut termasuk tinggi meskipun alih fungsi lahan kerap terjadi di lahan pertanian wilayah itu.
Anak Agung mengatakan penyerapan beras di Provinsi Bali tahun lalu mencapai 100%. Salah satunya didorong oleh kebijakan masyarakat setempat untuk membeli beras di Kabupaten Badung minimal 5 kg per keluarga.
