Bisnis.com, BALIKPAPAN - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kalimantan Timur memandang potensi pengembangan ritel di Balikpapan masih terbilang cukup baik, ditandai tren pertumbuhan ritel yang meningkat dari setiap tahun.
Ketua 1 APPBI Kaltim Aries Adriyanto mengatakan baik pertumbuhan jumlah ritel berjenis speciality store dan department store di pusat perbelanjaan di kota minyak pada 2014 naik 25%-30% dari tahun sebelumnya.
“Ritel yang masuk tahun kemarin lebih besar, mungkin karena mereka melihat ritel yang sudah buka duluan omzetnya cukup tinggi, makanya berani buka di sini,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (4/2/2015).
Selain melihat dari omzet ritel lain, pihak manajemen pusat perbelanjaan juga telah menyediakan infrastruktur dan konsep pusat perbelanjaan yang lebih modern dan tertata.
Aries mengatakan pihaknya juga secara langsung rutin memantau ketersediaan produk-produk yang ada di tiap ritel. Sehingga, ketersediaan produk terbaru di ibu kota pun tersedia di Balikpapan dalam jangka waktu yang dekat.
Namun, tak dapat dipungkiri pihak ritel pun mengalami kendala dalam memasok produk ke Balikpapan. Menurut Aries, pengiriman stok seringkali terhambat oleh cuaca buruk yang memakan waktu cukup lama.
“Kadang sampai sebulan. Customer sering menanyakan kenapa di Jakarta sudah ada, tapi di Balikpapan sampai sebulan juga belum masuk,” lanjutnya.
Meskipun begitu, dia mengaku penerimaan omzet ritel tak lantas mengalami penurunan akibat keterlambatan pengiriman stok barang. Bahkan, terdapat beberapa tenant ritel yang selalu melampaui target omzet yang ditetapkan.
“Brand besar itu rata-rata omzetnya Rp400 juta-Rp500 juta per bulan. Malah ada juga yang mendapatkan omzet itu melebihi tenant yang ada di Jakarta. Mereka sempat shock juga melihat penerimaan omzet di Balikpapan ini,” ungkapnya.
Dia mengatakan masing-masing ritel kini memiliki loyal customer yang tak hanya berasal dari kota minyak saja, melainkan juga dari kabupaten lain, seperti Penajam dan Tanah Grogot.