Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Perekonomian menegaskan cetak biru Sistem Logistik Nasional bisa disesuaikan dengan arah program pemerintahan Presiden Joko Widodo, terkait dengan tol laut.
Asisten Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Erwin Raza mengatakan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) sifatnya dinamis sehingga dapat disesuaikan dengan program kerja pemerintah.
“Tidak banyak perubahan, hanya penambahan istilah,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (3/2/2015).
Erwin mengatakan belum ada arahan terkait dengan bentuk detail Sislognas yang akan disesuaikan dengan tol laut.
Sebelumnya, Sofyan Djalil pada Januari (9/1/2015) menegaskan rencana penyesuaian Sislognas dengan program tol yang merupakan bagian dari program Nawacita Jokowi.
Terkait dengan hal ini, Erwin memastikan tidak ada perubahan yang besar dalam cetak biru Sislognas. Dia menambahkan program tol laut sudah sesuai dengan RPJNM (2015-2019), terutama pembangunan 24 pelabuhan strategis, sehingga yang kini diperlukan adalah detail terulis dari tol laut.
“Kalau Sislognas kan ada dokumennya. Tinggal detailnya. Maksudnya detail dari rencana pembangunan tersebut," ujarnya.
Ketika ditanya soal realisasi program tahap I Sislognas, dia menjelaskan program pada tahap pertama yang dicanangkan dari 2011 hingga 2015 memang belum terlihat realiasisnya karena Perpres Sislognas sendiri ditetapkan pada Maret 2014.
Namun, Erwin menegaskan hal terpenting adalah kita sudah memiliki landasan yang tepat untuk sistem logistik.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengharapkan Jokowi segera memanggil tim kerja Sislognas yang berada di bawah Kemenko Perekonomian untuk membicarakan konsep tol laut dan Sislognas.
“Apakah yang dimaksud Presiden dengan tol laut itu sama dengan konsep short sea shipping (SSS) atau ada kapal yang mengelilingi seluruh Indonesia seperti jalur busway?” ujarnya.
Jika definisi tol laut sama dengan SSS, tuturnya, tidak perlu ada perubahan pada cetak biru Sislognas. Mahendra mengingatkan jangan sampai buang-buang waktu. Dia menginginkan adanya pembicaraan pasti secepatnya terkait Sislognas dan tol laut.