Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok menghimbau pengelola dermaga barang umum dan curah (non peti kemas) di Pelabuhan Tanjung Priok mengedepankan pola layanan bongkar muat secara langsung atau truck lossing.
Kepala OP Tanjung Priok Bay M.Hasani mengatakan, pola truck lossing selain untuk menekan dwelling time juga membuat efisiensi logistik sebab barang tidak perlu dikenakan biaya storage atau penumpukan di lapangan sisi dermaga.
“Apalagi fasilitas dan kapasitas lapangan disisi dermaga non peti kemas saat ini terbatas, jadi sebaiknya dimanfaatkan pola truck lossing,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini, Rabu (21/1).
Dia mengatakan sudah seharusnya pihak Pelindo II selaku pengelola operasional Pelabuhan Tanjung Priok juga mendukung pola layanan truck lossing terhadap jenis kargo non peti kemas, bukan justru mengharapkan pendapatan dari biaya storage.
Bay mengatakan, instansinya juga akan melakukan pengawasan langsung terhadap penggunaan peralatan bongkar muat di dermaga pelabuhan Tanjung Priok.
“Kalau ada alat bongkar muat yang justru yang tidak memberikan efisiensi, sebaiknya ya jangan digunakan. Layanan pelabuhan itu mestinya cepat dan efisien sehingga produktivitas kapal dan barang bisa naik,” tuturnya.
Ketua Bidang Perdagangan BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi),Erwin Taufan mengatakan layanan truck lossing harusnya bisa dioptimalkan supaya tidak banyak barang impor menumpuk dilini satu pelabuhan Tanjung Priok.
Taufan mengatakan, pada prinsipnya importir tidak akan mau membiarkan barangnya terlalu lama menumpuk di pelabuhan, apalagi jika barang tersebut merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan oleh pabrik.
“Lagi pula penumpukan di Priok diberlakukan tarif progresif. Jadi tidak ada alasan bagi importir untuk membiarkan barangnya mengendap lama di Pelabuhan,”ujarnya.
Data yang di peroleh Bisnis menyebutkan, volume barang non peti kemas jenis general cargo, bag cargo, dan curah melalui dermaga non peti kemas pelabuhan Tanjung Priok selama 2014 mencapai 2.912.104 ton atau turun 21% dibanding realisasi tahun 2013 sebanyak 3.721.319 ton.
Realisasi barang non peti kemas 2014 itu berasal dari impor 2.411.096 ton, ekspor 137.601 ton dan domestik (antarpulau) 363.407 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel