Bisnis.com, PALEMBANG – Proyek PLTU mulut tambang Sumsel 9 dan 10 diyakini dapat mendongkrak produksi batu bara provinsi itu menjadi 15 juta ton per tahun dari saat ini yang berkisar 10 juta ton per tahun.
Kepala Divisi Pengadaan Independent Power Produce (IPP) PLN, Hernadi Buhron, mengatakan peningkatan produksi batu bara itu merupakan salah satu manfaat yang akan didapat Sumsel dari proyek PLTU berskala besar tersebut.
“Kedua PLTU mulut tambang itu akan membutuhkan 420 juta ton batu bara selama 25 tahun atau sebanyak 15 juta per tahun, jumlah itu lebih besar dibanding produksi batu bara Sumsel saat ini,” paparnya saat presentasi pendalaman proyek PLTU mulut tambang Sumsel 9 dan 10 di Palembang, Jumat (16/1).
Menurutnya, pemakaian batu bara sebanyak 15 juta ton per tahun itu untuk memproduksi listrik berkapasitas 1.800 megawatt (mw) yang akan masuk dalam interkoneksi Sumatra – Jawa.
Dia mengemukakan selain peningkatan produksi batu bara, Sumsel juga akan mendapat manfaat lain, seperti pembangunan infrastruktur baru berupa jalan, pembangkit dan jalur transmisi.
“Tak hanya itu investasi yang masuk ke Sumsel bisa mencapai US$4 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.500 orang selama masa kontruksi,” paparnya.
Terkait perkembangan proyek sendiri, Hernadi mengemukakan, pihaknya menargetkan pemenang lelang proyek dapat diumumkan pada September 2015.
Adapun pemasukan penawaran untuk pembangunan kedua PLTU yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim tersebut akan dimulai pada Mei 2015.
Dia mengatakan terdapat 5 calon konsorsium untuk proyek berkapasitas 1.800 Mw dan 3 calon konsorsium untuk kapasitas 600 MW.
Proyek yang menggunakan skema kerjasama pemerintah swasta (KPS) yang dimulai pada 2012 itu ditargetkan dapat beroperasional pada 2021.
Sementara itu Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel, Ruslan Bahri, mengatakan keuntungan utama dari pembangunan PLTU mulut tambang adalah penggunaan batu bara.
“Ini akan memudahkan industri batu bara di mana nanti produksi tidak perlu lagi diangkut kemana-mana melainkan langsung di pakai di mulut tambang,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, dia mengemukakan, maka infrastruktur terutama jalan dapat lebih terjaga, pasalnya selama ini angkutan batu bara kerap dituding menjadi penyebab utama rusaknya jalan provinsi maupun nasional di Sumsel.
Ruslan mengatakan dengan cadangan batu bara yang mencapai hingga 9,5 miliar ton, Sumsel menjadi daerah yang dilirik untuk lokasi pembangunan PLTU mulut tambang.
Menurutnya, terdapat 8 proyek PLTU mulut tambang yang akan dibangun di provinsi itu hingga 2019 dengan kapasitas lebih dari 5.000 MW.
“Tahun ini saja ada dua proyek, yaitu PLTU Banjarsari di Kabupaten Lahat dan PLTU Sumsel-5 di Kabupaten Musi Banyuasin yang direncanakan beroperasi dan masuk dalam sistem interkoneksi Sumatra,” paparnya.
Sebetulnya, menurut Ruslan, kondisi ketenagalistrikan di Sumsel sendiri dalam kondisi baik dengan daya terpasang 1.478 MW, daya mampu 1.260 MW dengan beban puncak 643 MW.
Dengan kondisi demikian, Sumsel telah surplus energi listrik sehingga mampu mengirim daya ke daerah Jambi dan Lampung melalui sistem interkoneksi
PLTU Mulut Tambang Dongkrak Produksi Batubara Sumsel
Proyek PLTU mulut tambang Sumsel 9 dan 10 diyakini dapat mendongkrak produksi batu bara provinsi itu menjadi 15 juta ton per tahun dari saat ini yang berkisar 10 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium