Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kerjasama ekonomi dengan Mongolia dan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara tersebut.
"Mereka ingin belajar banyak dari kita, begitu pula sebaliknya, tapi tentu kita harus melihat kesempatan untuk meningkatkan ekspor," kata Menko Perekonomian, Sofyan Djalil saat ditemui di kantornya, Senin (5/1/2014).
Dia menjelaskan Mongolia, yang dalam hal ini diwakili oleh duta besarnya, mengutarakan niat untuk mempelajari sektor pertanian. Sebaliknya, Indonesia ingin mencermati pengelolaan peternakan di negara tersebut dan menjajaki hubungan perdagangan.
Pasalnya, Mongolia terkenal memproduksi daging dalam jumlah besar dengan varian yang beragam. "Mereka produksi paling banyak, tetapi masalah transportasi yang jadi kendala besar karena harus lewat pelabuhan China," ungkap Sofyan.
Namun, sambungnya hal itu masih harus dikalkulasi keuntungannya dari segi ekonomi dan finansial. Sofyan menuturkan soal infrastruktruktur dan logistik memang menjadi tantangan besar mengingat letak geografis Mongolia yang dikepung daratan (landlock) dan tak memiliki pelabuhan.
Dia mengatakan kunjungan dubes Mongolia itu juga menyambung hubungan diplomatik antara 2 negara. Pada 2012, Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu masih menjabat presiden bertandang ke Mongolia.