Bisnis.com, PALEMBANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan terpaksa mengubah rencana pembangunan monorel dari dua koridor menjadi hanya dengan satu koridor dengan mempertimbangkan lamanya waktu pengerjaan proyek.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatra Selatan Musni Wijaya mengatakan pihaknya akan memprioritaskan pengerjaan satu koridor untuk proyek monorel di Kota Palembang itu.
“Kami harus membangun dua koridor monorel dengan target selesai hingga 2018. Namun perkiraan kami, pengerjaan satu koridor saja memakan waktu 2,5 tahun. Jadi dimungkinkan satu koridor dulu yang diprioritaskan,”katanya, Rabu (31/12/2014).
Seperti diketahui, lintasan mono-rel itu sendiri rencananya, yaitu koridor satu mulai dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Asrama Haji, Lampu Merah Tanjung Api-Api arah Jalan Kolonel H Burlian, Damri Sukarami, Simpang Talang Buruk, Punti Kayu, RSUD Provinsi, Pasar KM 5, Kantor BP3MD, Simpang Angkatan 45-Demang, Palembang Square, Kantor Dishub-Bappeda, Pasar Cinde, Simpang IP, dan berakhir di Masjid Agung.
Kemudian pada koridor dua, ada beberapa stasiun, yaitu Ampera Bridge, 7 Ulu, Simpang Gubernur H Bastari, Simpang Pasar Induk Jakabaring, Jakabaring Sport City Stadium, Simpang Tiga Ogan Permata Indah (OPI), dan berakhir di Depo OPI.
Musni memaparkan Monorel Palembang memiliki panjang lintasan 24,5 km di mana untuk koridor satu sepanjang 14,5 km dan koridor dua sepanjang 10 km. “Hanya saja karena waktunya sangat terbatas, jadi kami memilih prioritas yakni dengan membangun monorel di koridor yang mengarah dari Jakabaring dan berakhir di Masjid Agung Palembang,” katanya.
Pemilihan koridor itu sebagai prioritas, karena di koridor tersebut terdapat Depo di OPI. Inilah yang menjadi alasan dari Pemprov Sumsel untuk memilih dibangun lebih awal.
“Kami akan upayakan segera dibangun dan memilih satu koridor dulu agar saat pelaksanaan Asian Games di 2018, pembangunannya sudah selesai dan bisa dioperasionalkan. Kami menghindari adanya pembangunan yang berantakan,” jelasnya.
Untuk proses pembangunannya, lanjut dia, akan dimulai pada akhir 2015 mendatang. Saat ini pihaknya mempersiapkan tender yang akan dilakukan Januari 2015. “Kami akan mendapatkan siapa yang menjadi kontraktor pada Januari ini. Jadi pengerjaan pembangunannya bisa lebih cepat,”ujarnya.
KERJA SAMA SWASTA
Adapun sistem pengerjaan dengan kerja sama pengusaha swasta (KPS) sehingga semua pengerjaan dan pen-danaan disiapkan swasta.
Asisten II Pemprov Sumsel Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ruslan Bahri menambahkan dalam proyek monorel tersebut akan dibutuhkan investasi sebesar US$20 juta per km atau US$550 juta secara keseluruhan.
“Nantinya monorel tersebut akan dibangun di atas median jalan dan akan ada beberapa tempat transit yang dikembangkan,” katanya.
Progresnya, kata Ruslan, jika sudah masuk tender dan ditemukan pemenangnya, maka pemenang tender membuat detail enginering design (DED) yang paling cepat selama 3 bulan. Menurutnya, paling lama sekitar 6 bulan, barulah dilanjutkan pengerjaan fisik.