Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai integrasi industri keuangan di Asia Tenggara perlu dipercepat untuk menggarap potensi ekonomi yang tumbuh pesat di kawasan ini.
Agus Martowardojo, Gubernur BI, menjelaskan pertumbuhan ekonomi sepuluh negara Asean diprediksi mencapai 5,6% dalam empat tahun mendatang dan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di Asia setelah China dan Jepang.
"Perdagangan intra Asean di 2000 hanya US$166 miliar dan sekarang naik menadi 3,5 kali lipat," ujarnya dalam acara penandatanganan kerjasama bilateral antara Bank Indonesia dengan Bank Negara Malaysia di Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Selain itu, Agus menyebut arus modal asing antarkawasan Asia Tenggara meningkat 17,5 kali lipat menjadi US$21,3 miliar dalam 13 tahun terakhir.
Kendati demikian, kegiatan ekonomi yang pesat belum diimbangi dengan integrasi keuangan di kawasan ini sehingga integrasi dirasa perlu dipercepat.
Sedianya, integrasi industri keuangan dijadwalkan berlangsung pada 2020 dan saat ini panduan Kerangka Kerja Integrasi Perbankan Asean atau Asean Banking Integration Framework (ABIF) yang bersifat multilateral telah disepakati negara anggota.
Agus mengatakan, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menyepakati perjanjian bilateral dengan BNM sebagai turunan dari panduan ABIF yang telah disepakati sebelumnya.
Perjanjian ini akan memudahkan akses pasar dan operasional yang lebih luwes bagi bank asal Indonesia yang akan berekspansi ke Malaysia.