Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI 2014: Target Pemerintah Bakal Meleset

Inflasi tahun ini diperkirakan melampaui 8%, melebihi proyeksi pemerintah yang memperkirakan 7,3%-7,5% sejalan dengan kenaikan harga BBM subsidi.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi tahun ini diperkirakan melampaui 8%, melebihi proyeksi pemerintah yang memperkirakan 7,3%-7,5% sejalan dengan kenaikan harga BBM subsidi.

Survei yang dilakukan Bank Indonesia hingga pekan ketiga Desember menunjukkan inflasi bulan itu bakal mencapai 2,1%-2,2%. Dengan demikian, inflasi tahunan (year on year) Desember bakal berkisar 8,1%-8,2% setelah melaju 6,23% bulan sebelumnya, atau berada pada batas atas proyeksi bank sentral 7,7%-8,1%.

“Kami perkirakan dampaknya besar di Desember karena (selain dampak kenaikan harga BBM), juga ada Natal dan Tahun Baru. Jadi, kami melihat dampak itu lebih di administered price dan volatile food, dan ini yang perlu dikoordinasikan agar dapat tetap terkendali,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo seusai rapat koordinasi membahas inflasi di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (29/12/2014).

Khusus dampak kenaikan harga BBM, Agus menyebut andilnya berkisar 0,6%, sedangkan selebihnya berkaitan dengan harga pangan bergejolak.

Sementara itu, Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengaku telah memerintahkan Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan Bulog untuk menggelar operasi pasar khusus (OPK) beras untuk meredam kenaikan harga pangan pokok itu belakangan ini. Operasi pasar akan memanfaatkan stok beras Bulog yang saat ini 1,7 juta ton. Langkah itu terutama difokuskan pada daerah-daerah yang dilanda banjir.

“Kenaikan harga itu telah menambah beban masyarakat yang menjadi korban banjir,” katanya.

Dalam catatan Bisnis, beberapa daerah yang mengalami banjir a.l. Kabupaten Bandung Barat, beberapa wilayah di DKI Jakarta, dan Aceh Utara.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras medium mulai bergerak ke kisaran Rp9.000 per kg pertengahan November. Awal Desember, harga komoditas itu masih berkisar Rp9.200 per kg, tetapi kemudian mencapai hampir Rp9.400 mendekati akhir bulan.  

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan tak ada rencana impor beras meskipun harga beras menanjak. Alasannya, stok beras Bulog masih cukup untuk enam bulan ke depan.

"Kalau kondisi sulit, baru impor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper