Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MASA TANAM MUNDUR: Kementan Yakin Tak Ada Panceklik

Kementerian Pertanian memperkirakan mundurnya musim tanam dari jadwal biasanya, yaitu Oktober ke Desember pada akhir tahun ini tidak akan menimbulkan masa panceklik di awal tahun serta secara keseluruhan tidak mengurangi target produksi 2015.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian memperkirakan mundurnya musim tanam dari jadwal biasanya, yaitu Oktober ke Desember pada akhir tahun ini tidak akan menimbulkan masa panceklik di awal tahun serta secara keseluruhan tidak mengurangi target produksi 2015.

Plt Dirjen Tanaman Pangan Haryono mengatakan lahan yang mengalami kemunduran jadwal tanam akhir tahun ini tidak melebihi 5% dari total lahan padi nasional sebesar 13,7 juta ha sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi.

“Dari Kalender Tanam Terpadu kami pantau yang mundur itu sebagian kecil saja, kami prediksi tidak telalu signifikan,” katanya, Rabu (17/12/2014).

Selama ini, April merupakan masa panen awal yang berkontribusi sedikitnya 60% dari total produksi nasional selama setahun.

Dia mengatakan masa tanam Oktober-Maret yang mundur tidak terlalu bermasalah karena beberapa poin yang menguntungkan produksi tahun depan.

Salah satunya prediksi cuaca normal oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada tahun depan. Selain itu, upaya optimalisasi lahan tengah digenjot Kementan pada lahan seluas 500.000 ha di 12 provinsi.

Lahan yang dimaksud adalah lahan kering, lahan sawah tadah hujan dan lahan irigasi yang belum dilakukan. Menurutnya, penanaman padi di lahan ini akan berkontribusi menaikkan produksi padi menuju target 74,4 juta ton gabah kering giling (GKG) pada tahun depan.

“Salah satunya, lahan kering. Itu bagus sekali kalau di musim hujan. Yang biasanya nanam sekali, bisa jadi dua kali,” katanya.

Dia mengatakan optimalisasi menjadi salah satu cara untuk menunggu dampak rehabilitasi irigasi yang akan dilakukan serentak pada awal tahun depan. “Kita tahu dampak rehabilitasi irigasi itu akan ada delay, tidak langsung kelihatan pada tahun pertama. 

Sehingga upaya optimalisasi lahan ini membuat kita optimis produksi tahun depan bisa kita capai,” jelasnya.

Haryono menaksir penambahan produksi dari optimalisasi lahan sedikitnya akan menyumbang 2-2,5 juta ton GKG pada tahun depan. Adapun, Target produksi tahun depan meningkat 5,1% dari capaian tahun ini yang hanya 70,61 juta ton GKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper