Bisnis.com, JAKARTA— Golden Agri Resources berharap ada ketetapan yang jelas mengenai kawasan hutan stok karbon tinggi dan kawasan hutan nilai konservasi karena dapat menghalangi komitmen perusahaan itu untuk menjadi produsen minyak sawit yang bertanggung jawab dan bebas deforestasi.
Managing Director Communications and Sustainability Golden Agri Resources Peter Heng mengatakan ikrar Indonesian Palm Oild Pledge (IPOP) di New York, September lalu telah menjanjikan angin segar kepada pasar global bahwa empat perusahaan itu akan merealisasikan industri kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia.
Dia mengatakan prinsip berkelanjutan itu dapat terhalang karena belum jelasnya ketetapan mengenai kawasan hutan stok karbon atau high carbon stock (HCS), yang secara umum didefinisikan sebagai kawasan dengan kadar karbon tinggi seperti lahan gambut.
“Minyak sawit berkelanjutan bebas deforestasi tidak dikembangkan pada gambut. Selain itu kita harus memastikan ketelusuran pada produknya,” katanya seusai konferensi Toward Deforestation Free Palm Oil in Indonesia, Jumat, (12/12/2014).
Pembukaan lahan HCS untuk perkebunan kelapa sawit diduga menyumbang tingkat produksi gas rumah kaca yang lebih tinggi yang dilepaskan ke atmosfer jika dibandingkan dengan kawasan non HCS.
Peter mengatakan pihaknya telah menyiapkan 30.000 ha kawasan potensial HCS untuk daerah konservasi yang tersebar di 18 konsesi dari total 471.536 ha sebagai salah satu bentuk mengimplementasikan ikrar itu.