Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Melimpah, Industri Gula Bidik Pasar Baru

Sejumlah pabrik mengolah tebu menjadi gula berkualitas premium atau produk jenis lain untuk menyiasati rendahnya penyerapan gula konsumsi nasional.
Stok gula pasir melimpah. Pelaku industri bidik pasar baru/Bisnis
Stok gula pasir melimpah. Pelaku industri bidik pasar baru/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA—Sejumlah pabrik mengolah tebu menjadi gula berkualitas premium atau produk jenis lain untuk menyiasati rendahnya penyerapan gula konsumsi nasional.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X Subiyono mengatakan perseroannya menyiapkan mesin pengolahan gula premium di Pabrik Gula Pesantren Baru. Mesin senilai Rp50 miliar tersebut ditargetkan beroperasi Mei 2015, ketika musim giling dimulai.

“Nantinya pabrik bisa me-refine sugar [menghasilkan gula kualitas premium] dengan kapasitas 6.000 TCD [ton cane per day]. Bisa saja kami kontrak dengan pabrik makanan dan minuman,” katanya di Surabaya, Kamis (4/12/2014).

Subiyono mengatakan strategi memproduksi gula premium tersebut karena tekanan akan produk reguler bakal terus berlanjut. Akhir tahun ini saja secara nasional ada stok gula 1,5 juta ton.

Jumlah tersebut, kata dia, akan berkurang 800.000 ton sampai Mei 2015, sehingga masih terdapat sisa gula 700.000 ton. Kondisi berarti ketersediaan gula konsumsi berlebih dan untuk menjualnya susah.

“Ada perubahan selera konsumen, nyatanya gula konsumsi masuk ke luar Jawa susah. Ini persoalan yang memunculkan dugaan adanya gula rafinasi beredar untuk konsumsi,” ujarnya.

Gula rafinasi merupakan gula yang bahan mentahnya diimpor dan dimurnikan di Tanah Air serta diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman. Hanya saja gula ini diprediksi merembes ke pasar konsumen ritel. Salah satu indikatornya gula produksi dalam negeri sulit menembus pasar.

Subiyono menilai gula kualitas premium membuat perusahaannya mudah mencari pasar baru; kalangan yang gaya konsumsi gula berubah maupun industri makanan. Gula premium ini nantinya akan lebih putih dibanding gula reguler yang masih memiliki warna kecokelatan.

Strategi mengolah tebu menjadi gula berbentuk lain juga dilakukan
PT Sumber Sari Petung (Saraswanti Group). Perusahaan yang mengelola tebu di lahan 200 hektare di Ngancar, Kediri ini tidak lagi membuat gula kristal putih.

Komisaris Utama Sumber Sari Petung Hari Hardono mengatakan bahan baku gula kristal dari tebu kini hanya dijadikan gula cokelat berbentuk butiran. Gula tersebut lantas dijual untuk bahan baku makanan.

“Kami lihat untuk gula kristal persaingan berat, daripada petani merugi kami buat gula merah dan bisa terserap keseluruhan di Industri makanan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper