Bisnis.com, SURABAYA - Produsen bioetanol menyambut baik revisi patokan harga pembelian yang ditetapkan pemerintah dan berharap langkah ini diikuti peningkatan penyerapan pencampuran bioetanol ke bahan bakar minyak.
Direktur Utama PT Energi Agro Nusantara Agus Budi Hartono mengatakan revisi harga bioetanol terbaru berdasarkan harga yang dipublikasi Argus ditambah 14%. Sebelumnya, harga patokan hanya ditambah 5%.
“Ini membuat harga semakin menarik untuk industri, utamanya bila diikuti dengan peningkatan penyerapan untuk BBM,” jelasnya di Surabaya, Kamis (4/12/2014).
Perhitungan terbaru menjadikan harga bioetanol berkisar Rp9.200-Rp9.400 per liter. Sementara itu, berdasar perhitungan lama harga bioetanol di dalam negeri berkisar Rp8.000 per liter.
Energi Agro Nusantara mengolah bioetanol dari tetes tebu Pabrik Gula Gempolkrep, yang dikelola PT Perkebunan Nusantara X. Tahun ini perseroan berkapasitas 30.000 KL tersebut mengantongi izin ekspor 20.000 Kiloliter (KL). Sampai akhir tahun perseroan mengekspor 4.000 KL ke Filipina dan 12.000 KL ke Singapura.
Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara X Cholidi mengatakan perseroan berharap pemerintahan yang baru bisa mendorong peningkatan penyerapan bioetanol untuk campuran bahan bakar minyak.
“Realisasi sekarang sangat kecil,” jelasnya sembari meminta angka realisasi pembelian bioetanol Pertamina ke Enero tidak ditulis. “Tidak enak terlalu kecillah.”
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X Subiyono mengatakan pengembangan bioetanol bisa menjadi penopang masa depan industri gula. Pasalnya, bila sektor ini tumbuh positif maka beban biaya pabrik bisa ditekan.
“Bioetanol, produksi pupuk, listrik [dari ampas] merupakan hilirisasi industri pengolahan tebu. Bila ini bisa berjalan maka bagi hasil dengan petani bisa meningkat,” jelasnya tentang manfaat pengembangan bisnis terintergrasi berbahan dasar tebu.