Bisnis.com, JAKARTA --Kebijakan penaikan harga kereta api barang mendapat respons negatif dari kalangan asosiasi.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita menilai seharusnya tarif Kalog tidak dinaikkan tetapi kapasitas kereta api yang diperbesar dan di tambah.
Dengan begitu, volume barang yang diangkut semakin banyak.
“Kita berharap perusahaan logistik kereta api lainnya selain Kalog tidak menaikkan tarif,” tuturnya, Senin (1/12/2014).
Selain itu, pihaknya berharap PT KAI lebih transparan dalam menentukan perusahaan logistik yang mengelola kereta api di stasiun-stasiun utama PT KAI supaya tidak di monopoli Kalog.
Menurutnya dengan penaikan tarif Kalog tersebut akan berdampak tehadap moda trucking menjadi moda pilihan utama kembali walaupun tarif trucking naik sekitar 25% sampai 30%. Kecuali jika terjadi amblas atau rusaknya Jembatan Comal.
“Dengan begitu pergeseran kembali ke truk akan mulai kembali karena kereta api menaikkan tarif lagi,” katanya.