Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia National Shipowners' Association mendorong pemerintah segera memastikan keberlanjutan proyek Pelabuhan Cilamaya.
Ketua Umum Indonesia National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai sudah saatnya pelaku usaha pelayaran memiliki opsi pelabuhan selain Pelabuhan Tanjung Priok untuk mendistribusikan barang yang berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.
"Sekarang sudah harus memikirkan ada pelabuhan lain yang jadi pilihan," katanya, Kamis (27/11/2014).
Dia optimistis Kementerian Perhubungan selaku kementerian teknis akan membangun pelabuhan tersebut. Terkait keberadaan pipa gas PT Pertamina yang berada di alur pelayaran Cilamaya pun telah dilakukan studi ulang melalui konsultan asing selama empat tahun.
"Yakin Cilamaya pasti dibangun."
Sebelumnya, Kemenhub telah mengusulkan pergeseran alur pelayaran Cilamaya 3 ribu meter ke arah barat dengan jarak bebas anjungan sejauh 5 ribu meter agar tidak menggangu pipa milik PT Pertamina.
Usulan itu merupakan tindak lanjut dari hasil kajian konsultan independen Mott McDonald dan DNV-GL serta Booz & Co sebagai Supervisor Consultant pada Juni lalu.
Untuk memastikan tidak mengganggu pipa Pertamina, nantinya sepanjang alur pelabuhan di Cilamaya juga akan diberikan sinyal-sinyal sebagai penanda jalur pelayaran kapal, sekaligus menentukan lokasi larangan melego jangkar di beberapa titik yang terdapat pipa gas.