Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Saran Arsitek Agar Hunian Tetap Nyaman Saat Musim Hujan

Musim hujan telah tiba. Bagi sebagian orang, musim ini akan menambah kesibukan merenovasi hunian, mulai dari membetulkan genting yang bocor, membersihkan selokan agar terhindar dari banjir, mengantisipasi datangnya jamur, dan masih banyak lainnya.
  Sebisa mungkin pilihlah lokasi rumah yang jauh dari sungai untuk mencegah banjir. /
Sebisa mungkin pilihlah lokasi rumah yang jauh dari sungai untuk mencegah banjir. /

Bisnis.com, JAKARTA--Musim hujan telah tiba. Bagi sebagian orang, musim ini akan menambah kesibukan  merenovasi hunian, mulai dari membetulkan genting yang bocor, membersihkan selokan agar terhindar dari banjir, mengantisipasi datangnya jamur, dan masih banyak lainnya.Seperti kata pepatah yang mengatakan sedia payung sebelum hujan, kesemua aktivitas tersebut sebetulnya bisa diantisipasi dari jauh hari bila kita tahu cara mendesain rumah yang nyaman di segala musim.

 “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain hunian nyaman di musim hujan seperti lokasinya, bentuk bangunan terutama atap dan sistem pengaliran air hujan, serta material finishing terutama bagian luar,” ujar arsitek sekaligus direktur PT. Arkonin Engineering, Manggala Pratama Indrasetiadjid Kartakusuma.

Menurut Indrasetiadjid, lokasi sangat menentukan kenyamanan dan keamanan hunian. Sebisa mungkin pilihlah lokasi rumah yang jauh dari sungai atau kali untuk mencegah banjir. Selain itu, usahakan posisi hunian berada di tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya, supaya aliran hujan akan cepat mengalir ke luar halaman dengan sendirinya.

Bentuk atap dan bahan bangunan yang dipilih juga sangat mempengaruhi daya tahan hunian terhadap aliran hujan. Bagi hunian di daerah tropis basah dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia, bentuk atap yang paling aman adalah piramida atau segitiga (atap miring), dengan sudut kemiringan minimal 30 derajat. Tujuannya untuk memudahkan aliran hujan turun ke bawah dan tidak menggenang di atas atap.

Namun, besarnya sudut kemiringan ini juga tergantung dengan bahan atap yang digunakan. Dengan berkembangnya teknologi bahan yang ada, saat ini sudah ada banyak variasi sudut kemiringan atap genting, seperti misalnya untuk hunian yang menggunakan metal/seng sebagai bahan penutup atap, sudut kemiringannya bisa lebih rendah dari 15 derajat.

Selain atap, salah satu yang mempengaruhi daya tahan hunian terhadap aliran hujan adalah sistem pengalirannya. Sistem konvensional yang lazim digunakan di rumah-rumah masyarakat pada umumnya adalah dengan menampung volume air hujan pada talang yang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa air hujan, sehingga pembuangannya bisa diarahkan sesuai kebutuhan.

Adapun pada hunian dengan konsep modern atau minimalis yang menggunakan atap datar, trik yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan bangunan yang kedap air seperti beton kedap air. Selain itu juga dengan membuat saluran-saluran kecil atau talang yang mengumpulkan volume air hujan dan kemudian dibuang ke bawah melalui talang tegak. Meskipun terkesan berbeda, namun sebetulnya secara prinsip sistem pengaliran air hujan ini sama dengan bangunan yang menggunakan atap miring.

Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah bahan bangunan bagian luar atau material finishing. Dalam memilih bahan ini, sebaiknya kita menggunakan bahan dan campuran yang tidak menyerap air seperti bahan alumunium , campuran serat fiber dan semen , dan beton.

Adapun produk tembok konvensional pada hunian biasanya menggunakan bata atau hebel dan dilapisi semen atau mortar kedap air. Setelah itu, dinding tembok harus menggunakan cat yang mengandung bahan anti jamur dan air (waterproofing additive).

Bila semua hal di atas telah dilakukan, hal lain yang tak kalah penting diperhatikan adalah sirkulasi udara. Pastikan setiap ruangan dalam rumah memiliki sirkulasi udara yang baik (mempunyai jendela atau bukaan yang berhubungan langsung dengan dunia luar) sehingga ruangan di dalam rumah tidak menjadi lembab. Hal ini dilakukan juga untuk menghindari lantai dan tembok dari jamur yang bisa mengundang bibit penyakit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper