Bisnis.com, BEKASI - Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kota Bekasi, Jawa Barat, beranggapan kenaikan harga cabai sejak sepekan terkahir dikarenakan kelangkaan pasokan barang.
"Yang paling kenaikan harganya adalah cabai merah keriting, dari Rp44.000, sekarang jadi Rp60.000 per kilogram," kata Musa (44), pedagang cabai di Pasar Jatiasih, Sabtu (15/11/2014).
Menurut dia, kenaikan cabai juga berlaku pada cabai rawit merah dari Rp40.000 sekarang Rp50.000 per kilogram.
Sedangkan cabai merah mengalami kenaikan harga dari Rp20.000 sekarang Rp30.000 per kg.
"Cabai hijau dulu Rp12.000 sekarang Rp20.000. Meski naik, pembelinya ada saja," katanya.
Menurut dia, kenaikan itu turut dipicu sejumlah hal, mulai dari rencana pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga sejumlah daerah penghasil yang mengalami gagal panen.
"Biasanya memang begini kalau BBM mau dinaikan. Atau bisa juga terjadi gagal panen di daerah penghasilnya," katanya.
Menurutnya, rencana pemerintah mencabut subsidi BBM akan meningkatkan biaya distribusi dari produsen ke konsumen.
Salah seorang pedagang lainnya, Lisna (35), mengatakan di antara sekian banyak kebutuhan pokok yang naik, hanya cabai yang mengalami kenaikan signifikan, yakni mulai dari Rp8.000 sampai Rp24.000.
Sedang untuk kebutuhan yang lain seperti beras, tomat, kol, dan lada, kenaikan hanya berkisar antara Rp200 sampai Rp5.000.
Sementara itu, Kepala Pasar Kranji Baru, Adang Sudarta mengatakan kenaikan harga cabai lebih disebabkan kurangnya hasil panen di sejumlah daerah penghasil.
"Kalau kenaikannya (cabai) sebagai dampak dari rencana kenaikan harga BBM, seharusnya yang naik semua kebutuhan pokok, bukan hanya cabai," katanya.
Menurut dia, pasokan cabai saat ini di Kota Bekasi memang kurang, dimungkinkan karena musim kemarau panjang.
"Cabai kan tidak bisa hidup terlalu panas dan terlalu dingin. Makanya, karena stoknya menurun sedang permintaannya sama," katanya.