Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM BERSUBSIDI, JK: Jokowi Pulang, Harga Langsung Dinaikkan

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan penaikan harga BBM bersubsidi akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo secepatnya setelah tiba di Tanah Air.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan penaikan harga BBM bersubsidi akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo secepatnya setelah tiba di Tanah Air.

‎"Memang perlu kita lebih cepat dan Insya Allah begitu Pak Jokowi tiba, itu segera akan diumumkan, seperti itu supaya menghilangkan keragu-raguan," ujarnya di Istana Wapres, Jumat (14/11/2014).

Sejak akhir pekan lalu, Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan kerja ke luar negeri untuk ‎menghadiri tiga forum internasional. Pada Sabtu (8/11/2014), Jokowi bertolak ke Beijing China untuk menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi APEC.

Selanjutnya, pada 12-13 November, presiden menghadiri KTT Asean dan Asia Timur di Naypidaw, Myanmar. Lawatan ketiga berlokasi di Brisbane, Australia untuk menghadiri pertemuan G-20 pada 15-16 November 2014. Presiden Jokowi dijadwalkan bertolak kembali ke Tanah Air pada Minggu‎ (16/11/2014).

Kalla menuturkan skenario penaikan harga BBM subsidi harus dihitung ulang lantaran merosotnya harga minyak dunia dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga minyak brent (ICE) berada pada kisaran US$88,05 per barel pada Oktober 2014. Adapun harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada pada level US$83,72 per barel.

"‎Memang kita harus hitung ulang. Karena dengan harga minyak brent US$80, tentu hitungannya juga lain lagi. Tapi pada saat yang sama Rupiah melemah‎, artinya yang diimpor itu juga naik harganya. Jadi kita hitung kombinasinya," kata JK.

‎Perhitungan ulang tersebut, lanjutnya, harus menyesuaikan dengan kurs dan tingkat harga minyak mentah. Kendati melemahnya harga minyak dunia diakui bersifat temporer.

"‎Kalau kita naikkan dengan harga tinggi tentu tidak bagus juga untuk masyarakat. Kita naikkan sesuai keadaan waktu itu. Kalau nanti naik tinggi melonjak kita pikir ulang lagi," imbuhnya.

Risiko kenaikan harga minyak dunia muncul dari sinyalemen negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC ‎yang hendak menurunkan kuota produksi guna mendongkrak harga. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerugian perusahaan-perusaahan minyak anggota OPEC.

‎Sementara itu, JK menilai merangkak naiknya harga-harga Sembako tidak sepenuhnya dipicu oleh wacana penaikan harga BBM bersubsidi. Faktor musim kering dinilai lebih mendominasi kenaikan harga komoditas sayur-mayur dan cabe, sedangkan kenaikan harga barang-barang impor dipicu melemahnya nilai tukar.

"‎Ada juga sebagian ‎akibat perkiraan-perkiraan BBM naik. Tapi itu hanya hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan angkutan dan minyak," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper