Bisnis.com, JAKARTA—Empat produsen makanan dan minuman olahan meneken kontrak dagang dengan dua swalayan ternama di Jepang.
Perusahaan itu yakni PT Aksara Kencana Putra, PT Intrafood, PT Indofood CBP Sukses Makmur, dan PT Aimfood Mannufacturing Indonesia. Mereka dinyatakan lolos seleksi pihak swalayan dan badan kesehatan di Negeri Sakura.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan sebelumnya memang ada sejumlah produsen makanan olahan yang lebih dulu merambah pasar Jepang, tetapi mereka baru masuk ke toko-toko swalayan kecil.
"Sekarang [empat perusahaan yang lolos seleksi] sudah mulai jual, tetapi saya tidak mengikuti soal detil kontrak mereka," ucapnnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (14/11/2014).
Produk makanan dan minuman (mamin) olahan yang dijajakkan ialah madu alami dan teh herbal buatan Aksara Kencana Putra, minuman jahe dari Intrafood, makanan ringan dan mi instan produksi Indofood, serta kopi Indonesia dari Aimfood.
Guna meningkatkan pangsa pasar mamin olahan buatan dalam negeri mutlak diperlukan promosi yang lebih gencar. Pada 5 - 11 November 2014, Kementerian Perdagangan membantu promosi produk industri mamin lokal di Swalayan Odakyu, Jepang.
Dari swalayan yang terletak di stasiun tersibuk di Jepang, Stasiun Shinjuku, itu pemasaran akan berlanjut ke Swalayan Mitsukoshi. Pasar modern ini berlokasi di kawasan perusahaan mewah Ebisu selama 12 - 18 November 2014.
Adhi menjelaskan kontrak dagang yang diperoleh empat produsen mamin tersebut berawal dari Pameran Foodex pada Maret 2014 di Jepang.
Total ada sekitar 20 perusahaan yang turut serta. Kemudian ada beberapa perusahaan yang berhasil menggaet buyer swalayan.
"Kelihatannya ekspor [empat produsen] ini masih kecil, belum besar. Butuh waktu dan butuh promosi yang lebih gencar," ucap Adhi.
Selain itu sekarang ini hadir pula tiga perusahaan Jepang yang menyerap bahan baku maupun bahan setengah jadi dari Indonesia. Mereka adalah Green Asia Tokyo (restoran Indonesia di Tokyo), Java Tea Japan (importir teh Indonesia), dan Dari K (pabrik cokelat yang menggunakan biji cokelat dari Indonesia).
Jalinan kontrak datang dengan konsumen Jepang terbilang kabar menggembirakan bagi industri mamin olahan domestik. Selama ini tak mudah menembus pasar ekspor di Negeri Sakura lantaran ketatnya peraturan dan persyaratan standar pangan yang ada.