Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI CABAI: Pasokan Dari Jawa Timur Anjlok

Pasokan cabai asal Jawa Timur menyusut hingga 40% dari pasokan normal sebagai dampak kemarau.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MALANG—Kiriman cabai dari Jawa Timur mengalami penurunan drastis selama kemarau panjang.

Pasokan cabai asal Jawa Timur menyusut hingga 40% dari pasokan normal sebagai dampak kemarau.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Jawa Timur Sukoco mengatakan akibat kemarau panjang virus tanaman cabai bermunculan sehingga produksi turun.

“Kondisi tersebut jelas berpengaruh pada produksi,” ujar Sukoco dihubungi dari Malang, Selasa (11/11/2014).

Kondisi tersebut diperparah dengan areal tanaman cabai di Jawa Timur yang menyusut bila dibandingkan biasanya karena harga komoditas tersebut sempat anjlok pada Juli-Agustus yang mencapai Rp2.000 per kg untuk cabai besar dan Rp1.500 per kg untuk cabai rawit di tingkat petani.

Dengan rendahnya harga cabai saat itu, maka petani enggan menanam cabai. Selain itu mereka tidak mempunyai modal untuk menanam komoditas tersebut. Panen cabai pada Oktober-Desember merupakan hasil panen pada musim tanam Agustus.

Dampaknya, harga komoditas tersebut naik tajam sejak Oktober 2014. Bahkan pada pekan terakhir Oktober hingga sekarang, harga cabai merah dan rawit sudah mencapai di atas Rp30 .000 per kg dan cabai keriting di atas Rp40.000 per kg.

“Saat ini harga cabai merah besar Rp36.000 per kg, keriting Rp41.000 per kg, serta cabai rawit Rp35.000 per kg di tingkat petani,” ujarnya.

Tingginya harga komoditas karena permintaan justru tidak berkurang. Pasar di luar pulau justru minta tambahan kiriman cabai asal Jawa Timur karena kiriman dari daerah lain sangat kurang.

Produksi cabai pada Oktober merupakan realisasi panen dari musim panen Agustus. Saat itu, petani enggan menanam komoditas tersebut karena harganya yang turun tajam.

Sebagai gambaran, pada kondisi normal luas areal tanaman cabai besar dan keriting mencapai 1.500 hektare, namun saat ini berkurang dan hanya sekitar 700 hektare.

Begitu juga dengan tanaman cabai rawit. Pada kondisi normal, luasannya mencapai 5.000 hektare namun saat ini menyusut hingga tersisa 3.000 hektare.

Di sisi lain, produksi cabai per hektare-nya juga turun akibat kemarau panjang.

Adanya serangan virus tanaman menjadikan produktivitas tanaman merosot.

Jika pada kondisi normal produktivitas tanaman mencapai 8 ton per hektare, namun saat ini berkurang hanya sekitar 6 ton per hektare.

“Walhasil saya perkirakan produksi cabai asal Jawa Timur hanya tersisa 40%-nya dari kondisi normal,” ujarnya.

Dia memprediksikan, tingginya harga komoditas akan berlangsung hingga Desember 2014.

Pada Januari-Februari, harga cabai diperkirakan akan turun bersamaan dengan panennya tanaman tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper