Bisnis.com, BANDUNG--Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat angka ramalan II/2014 produksi kedelai di daerah itu tahun ini diperkirakan mencapai 108.029 ton biji kering atau mengalami peningkatan 111,11% dibanding 2013.
Kepala Statistik Bidang Produksi BPS Jabar Ruslan mengatakan peningkatan ramalan produksi pada tahun 2014 disebabkan peningkatan ramalan luas panen sebesar 96,49 %.
“Sedangkan produktivitas diperkirakan meningkat sebesar 7,44 % jika dibandingkan dengan 2013,” katanya, Senin (3/11/2014).
Dia menjelaskan produksi kedelai 2013 sebesar 51.172 ton biji kering, terjadi peningkatan sebanyak 3.746 ton atau naik 7,9%dibandingkan produksi kedelai pada 2012 yang mencapai 47.426 ton biji kering.
Menurutnya, peningkatan produksi kedelai 2013 disebabkan peningkatan luas panen seluas 5.337 ha atau naik 17,59% dari 30.345 ha pada 2012 menjadi 35.682 ha pada 2013.
Ketua Asosiasi Pedagang Komoditi Agro Jawa Barat Nono Sambas mengatakan tingginya impor kedelai disebabkan karena jumlah petani yang ingin menanam kedelai terbilang minim. Hal ini disebabkan karena petani enggan untuk menanam komoditas tersebut.
"Selama kebutuhan komoditas tersebut tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, maka akan selama itu impor akan terus dilakukan," katanya.
Solusi untuk mengatasi hal itu, maka petani harus menanamnya sendiri. Akan tetapi, persoalannya petani sama sekali tidak bergairah untuk menanam kedelai karena harganya yang rendah.
Selain itu, rerata produksi kedelai yang dihasilkan petani masih rendah tidak lebih 1,2 ton setiap hektare-nya. Untuk menggenjot, komoditas tersebut, maka penggunaan teknologi mutlak diperlukan.
Produksi Kedelai Jabar Diproyeksi Meningkat
Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat angka ramalan II/2014 produksi kedelai di daerah itu tahun ini diperkirakan mencapai 108.029 ton biji kering atau mengalami peningkatan 111,11% dibanding 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu