Bisnis.com, MADIUN- Gusti Sandi Cipto tidak kuasa menahan kegembiraan begitu mendengar informasi, dia diterima sebagai salah satu Taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia, beberapa bulan silam. Semua pengorbanan yang dilakukan pemuda asal Tangerang, Banten itu tidak sia-sia.
Bagaimana tidak, Sandi, begitu dia biasa disapa, nekat meninggalkan bangku kuliah di salah satu perguran tinggi di Tangerang, untuk mengikuti tes masuk akademi yang baru dibuka pada 2014 ini.
“Saya awalnya memang sudah kuliah. Lalu saya dengar ada informasi pendaftaran perguruan tinggi kedinasan ini, kemudian saya coba cari informasi di internet,” kenangnya, saat ditemui di Kampus Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, Jawa Timur, Selasa (28/10/2014).
Keinginan untuk mengikuti seleksi masuk API terus membuncah dalam sanubarinya. Tapi, dia ragu, apakah orangtuanya akan menyetujui langkah tersebut, mengingat mereka pun telah mengeluarkan biaya kuliah untuknya di Tangerang.
“Begitu saya kabarkan kepada orangtua, syukur mereka mau mendukung karena prospek lulusan perguruan tinggi kedinasan memang lebih cerah,” tambahnya.
Dia bersama 1853 pendaftar kemudian menjalani serangkaian seleksi mulai dari tes potensi akademik berupa pelajaran matematika, fisika serta Bahasa Inggris. Setelah lolos, mereka wajib mengikuti tes fisik dan kesemaptaan, serta ditutup dengan tes wawancara.
Siti Asiah, taruni asal Cirebon menimpali. Gadis berjilbab itu, mengaku tertarik untuk mengenyam pendidikan di API karena tenaga di bidang perkeretaapian menurutnya masih minim yang berkualifikasi sekolah vokasi. Rerata, lanjutnya, tenaga kerja perkeretaapian saat ini hanya bermodalkan pendidikan singkat.
“Ke depan kan transportasi kereta menjadi tulang punggung transportasi di Indonesia. Bahkan pada 2030 nanti kebutuan tenaga perkeretapian mencapai puluhan ribu orang karena di berbagai pulau besar di Indonesia, rencananya akan dibangun jalur beserta moda transportasi kereta,” ucapnya.
Kini, kedua taruna jurusan teknik elektronika kereta itu, beserta 119 rekan taruna-taruni angkatan pertama tengah digembleng di Kawah Candradimuka API yang terletak di kawasan Manguharjo, Kota Madiun. Setiap hari, fisik, mental dan intelejensia mereka ditempa untuk menjadi insan-insan perkeretaapian yang handal.
Selama tiga bulan pertama, mereka menjalani masa penempaan mental. Para taruna-taruni itu tidak diperbolehkan keluar dari kompleks kampus. Tidak hanya itu, mereka pun tidak diperkenankan memiliki ponsel untuk berkomunikasi dengan pihak luar.
PENDATANG BARU
Selepas masa tiga bulan itu, barulah mereka diberi sedikit keleluasaan karena dipersilakan untuk jalan-jalan pada Rabu dan Sabtu hingga Minggu. Di luar itu, mereka wajib berada di kompleks kampus yang dikelilingi areal persawahan itu.
“Awalnya saya merasa beda. Tapi kemudian saya merasa terbiasa dan menikmati. Jadi tidak masalah kami tidak bisa bebas pergi dan berkomunikasi,” katanya.
Dibandingkan dengan perguruan tinggi kedinasan lain dalam lingkup Kementerian Perhubungan, API tergolong paling belia usianya karena baru beroperasi pada tahun ini setelah mendapatkan izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Kampus ini memiliki empat jurusan yakni teknik bangunan dan jalur perkeretaapian, teknik mekanika perkeretaapian, teknik elektro perkeretaapian serta manajemen transportasi perkeretaapian. Semuanya berjenjang diploma III.
Karena masih tergolong baru, kompleks kampus seluas 18,3 ha ini belum berdiri banyak gedung. Pantauan Bisnis, baru berdiri beberapa gedung seperti rektorat, auditorium, ruang kelas, asrama, serta beberala laboratoirum praktik beserta fasilitas rel sepanjang 500 meter.
“Tapi kami targetkan semua fasilitas pendukung perkuliahan dan aktivitas para taruna-taruni akan selesai dibangun pada 2016 mendatang, beserta peralatan penunjang praktik lapangan,” ujar Setihadi Pramudi, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Administrasi Umum API.
Karena masih baru pula, staf pengajar pun masih terbatas. Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan Akhwan mengatakan idealnya, pada satu jurusan terdapat 12 hingga 15 tenaga pengajar. Saat ini, jumlahnya rerata masih enam pengajar untuk satu jurusan.
Karena itu, lanjutnya, belum banyak yang murni berasal dari kampus tersebut. Tidak sedikit pengajar di kampus ini yang berasal dari pihak luar mulai dari Polresta Madiun, Kepala Dinas Perhubungan Kota Madiun, sampai Wakil Walikota Madiun, Sugeng Rismiyanti pun turut mengajar di kampus ini.
“Sedangkan pengajar teknis yang berasal dari API, sejauh ini sudah memenuhi berbagai kualifikasi karena telah mengikuti sejumlah pembelajaran di luar negeri seperti di Amerika, Eropa dan Asia Timur,” ungkapnya.
Terkait kurikulum, menurut Akhwan, pihaknya tengah melakukan penyusunan di Pusat Pengembangan Angkutan Darat dan melibatkan segenap pemangku kepentingan mulai dari PT Kereta Api Indonesia selaku operator, serta Dirjen Perkeretaapian selaku regulator. Tahun ini, menurutnya, kurikulum baku tersebut selesai disusun.
“Tapi yang jelas, para taruna-taruni wajib menyelesaikan 120 SKS, dengan persentase 60% praktik dan 40% teori. Ke depan, jika semua peralatan telah lengkap, kami ubah praktik menjadi 70% dan teori 30%,” ungkapnya.
Heri Suwartono, Kepala Dinas Perhubungan Kota Madiun, sekaligus staf pengajar di kampus itu mengatakan Pemkot Madiun sangat mendukung kehadiran kampus tersebut. Pasalnya, dengan berdirinya lembaga pendidikan bertaraf nasional di tempat itu, Madiun makin dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Bentuk dukungan itu, dibuktikan dengan upaya pemkot mengibahkan lahan seluas 18,3 ha kepada Kementerian Perhubungan untuk membangun berbagai fasilitas kampus. Kehadiran kampus ini membawa efek bagi peningkatan sektor perekonomian masyarakat karena warga berinisiatif menawarkan berbagai jasa penunjang seperti transportasi dan penginapan,” ucapnya.
Grafis Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun
Lokasi: Manguharjo, Kota Madiun
Luas lahan: 18,3 ha
Jumlah Taruna/i: 120 orang
Fasilitas Gedung:
Asrama: 240 orang
Ruang perkuliahan: 600 orang
Ruang makan: 600 orang
Rektorat: 3 lantai
Poliklinik: 20 bed
Workshop: 2 lajur rel dan 2034 meter persegi bangunan
Fasilitas Peralatan Praktik:
Bogie Load teest, spring test, wheel diameter measuring, bantalan beton, insulator, rail pad, rel kereta api, indoor crane 10 ton, alat peraga listrik aliran atas.
Pengadaan 2014:
Alat peraga simulasi sarana, alat peraga simulasi sintelis, simulator pengendalian lalu lintas kereta, alat peraga simulasi pintu perlintasan kereta, track geometry trolley, turnout geometry measurement trolley, track gauge and cant measuring device, arrows distance measurement tool, alat pengelasan rel.
Sumber: API, diolah