Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Kilang Tangguh: Dua Konsorsium Sabet Proyek US$12 Miliar

Operator kilang Tangguh, BP menyatakan dua konsorsium memenangkan proyek senilai US$12 miliar untuk pembangunan proyek ekspansi Tangguh Train-3 yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
ilustrasi/
ilustrasi/

Bisnis.com, JAKARTA – Operator kilang Tangguh, BP menyatakan dua konsorsium memenangkan proyek senilai US$12 miliar untuk pembangunan proyek ekspansi Tangguh Train-3  yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

BP Group Chief Executive Bob Dudley mengatakan pemberian kontrak front end engineering design (FEED) dan penandatanganan jual beli dengan PT Perusahaan Listrik Negara merupakan capaian yang besar bagi perusahaan.

“Ini menunjukkan perkembangan dari Proyek Ekspansi Tangguh yang bernilai US$12 miliar ini. Proyek Train 3 ini akan membawa manfaat besar, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan energi yang amat dibutuhkan oleh Indonesia,” katanya dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Rabu malam (22/10/2014).

Menurutnya, Train-3 Tangguh merupakan kelanjutan pembangunan dari dua kilang proses LNG yang sudah ada di Tangguh yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Dudley menjelaskan Train 3 akan menambah 3,8 juta ton kapasitas gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) per tahun sehingga total kapasitas keseluruhan Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Pengerjaan Onshore FEED diperkirakan membutuhkan waktu selama 12 bulan dengan pekerjaan yang mencakup Train LNG baru, LNG jetty dan infrastruktur terkait.

Dia mengungkapkan BP atas nama para Mitra Tangguh dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kontrak Onshore FEED untuk Proyek Ekspansi Tangguh (Train3) akan digarap oleh dua konsorsium.

Konsorsium pertama terdiri dari PT Tripatra Engineers and Constructors, PT Tripatra Engineering, PT Chiyoda International Indonesia, PT Saipem Indonesia, PT Suluh Ardhi Engineering dan Chiyoda Corporation Consortium.

Adapun konsorsium kedua terdiri dari PT Rekayasa Industri, JGC Corporation, PT KBR Indonesia dan PT JGC Indonesia Consortium.

Khusus untuk Perjanjian Jual Beli dengan PLN, lanjutnya, ada kesepakatan untuk memasok 1,5 juta ton LNG setiap tahun mulai 2015 sampai 2033.

Pasokan LNG ini akan dimulai dari 2 train LNG Tangguh yang sudah ada. Namun, perjanjian ini juga berisi komitmen Tangguh LNG untuk memasok 40% dari produksi Train-3 setiap tahun ke PLN untuk disalurkan ke pasar domestik.

Sementara itu, BP Regional President Asia Pacific Christina Verchere mengatakan pihaknya mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia.

“Kami juga mengharapkan dukungan penuh dari semua pihak dalam mencapai keputusan investasi akhir [final investment decision/FID].” Hanya saja, jelasnya, persetujuan lebih lanjut dari pemerintah dan para mitra dibutuhkan sebelum penentuan FID.

Perusahaan mencatat, proyek Ekspansi Tangguh akan membawa manfaat untuk Indonesia, termasuk 40% alokasi produksi LNG untuk pasar domestik yang berpotensi menghemat biaya bahan bakar sampai dengan US$10 miliar dibandingkan dengan penggunaan Solar.

BP mengungkapkan potensi pendapatan Negara mencapai US$9,3 miliar. Selain itu, proyek ini juga mendukung kesejahteraan serta pengembangan ekonomi di Papua Barat melalui penjualan gas untuk tenaga listrik.

Menurut catatan Bisnis, Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang 37,16% saham di proyek tersebut.

Mitra-mitra kontrak Tangguh lainnya adalah MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Ltd. (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10,00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (3,06%).

Sebelumnya, Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan bila BP telah mengemukakan komitmennya untuk memasok 40% produksi LNG dari kilang tersebut untuk kebutuhan domestik.

“Namun saya harap kalau bisa seluruhnya untuk domestik, meskipun angka 40% tersebut sudah memenuhi ketentuan domestic market obligation ,” ujarnya.

Dia menjelaskan bila target produksi LNG dari kilang Train-3 Tangguh mencapai 3,8 juta metric ton per annum (MTPA). Dari sejumlah itu, sebesar 1,5 juta MTPA akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sementara, sebanyak 1 juta MTPA akan diekspor untuk Kansai Electric Power, perusahaan asal Jepang. Namun, untuk sisanya sebesar 1,3 juta MTPA belum ada kepastian siapa pembelinya.

Hanya saja, SKK Migas berharap agar sisa produksi LNG sebesar 1,3 juta MTPA bisa diserap oleh industri dalam negeri. “Jika harga domestik sudah baik maka tidak ada alasan untuk tidak dikonsumsi oleh domestik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper