Bisnis.com, MAKASSAR - PT Mars Symbioscience akan memangun pusat penelitian dan pengembangan biji kakao yang direncanakan pada dua kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dengan nilai investasi sekitar US$5 juta ekuivalen Rp60 miliar.
Ruud Engbers , Presiden Direktur Mars Symbioscience Indonesia, mengatakan pembangunan pusat penelitian dan pengembangan tersebut direncanakan bakal direalisasikan di Kota Parepare dan Kabupaten Sidenreng Rappang dengan menggandeng Pemprov Sulsel untuk dukungan perizinan.
Menurutnya, pembangunan fasilitas tersebut merupakan yang pertama di Indonesia yang dimaksudkan untuk lebih menggenjot volume produksi maupun kualitas komoditas kakao Sulsel maupun nasional secara menyeluruh.
"Intinya, kami berupaya untuk mendukung produksi kakao secara berkelanjutan dengan volume dan kualitas yang juga meningkat. Orientasinya lebih kepada langsung ke petani kakao juga," katanya di Makassar, Selasa (21/10/2014).
Adapun, Mars Symbiscience selama ini tercatat sebagai produsen pengolahan biji kakao yang menyerap bahan baku dari petani kakao di wilayah Luwu, Sulawesi Selatan.
Noel Janetski, Penasehat Teknis Mars Symbioscience Indonesia, merincikan pembangunan pusat penelitian dan pengembangan kakao dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan areal perkebunan dengan luasan lahan mencapai 140 hektare.
Di sisi lain, proyek tersebut diestimasi mampu mendongkrak produksi kakao Sulsel yang sejauh ini berada di kisaran maksimal sebanyak 1-2 juta ton per hektare.
"Kami ingin menciptakan bibit yang lebih produktif, apalagi produksi 1-2 juta ton itu jika petani melakukan pemupukan dan lain-lain secara intensif. Karena jika dirata-ratakan, produksi petani sebenarnya hanya 500 kilogram per hektar," papar Janetski.
Menurutnya, pusat penelitian yang sama hanya terdapat di Brazil, dan yang akan dibangun di Sulsel merupakan fasilitas kedua milik Mars Symbioscience.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran PT Mars. Pendapatan petani naik dan hal itu bukan sekedar bisnis.