Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia meminta anggotanya untuk tidak terburu-buru mengekspor dalam volume besar mengingat harga komoditas itu yang masih dalam tren lemah.
Direktur Eksekutif Gapkindo, Rusdan Dali Munthe mengatakan harga karet memang mulai membaik sejak pihaknya memutuskan membatasi suplai ke pasar sejak 26 September.
Harga karet yang sempat menyentuh titik terendah US$1,4 per kg, kini mulai merayap di kisaran US$1,5 per kg.
"Meskipun harga mulai bergerak ke atas, Gapkindo meminta agar anggota tidak menjual dalam volume besar. Kecil-kecil saja dulu," katanya.
Gapkindo menginginkan harga kembali setidaknya ke level US$2-US$2,5 per kg sebagai patokan untuk kembali melepas ekspor dalam volume berapapun.
Sejak muncul isu stok karet dunia melimpah mencapai 3,5 juta ton pada Mei-Juli, harga karet terus meluncur tajam.
Rusdan mengatakan isu 'banjir' pasokan itu sesungguhnya keliru. Stok dunia yang sebenarnya menurut International Rubber Consortium (IRCO) hanya 2,5 juta ton. Bahkan, di Indonesia, stok hampir tidak ada karena musim gugur daun masih berlangsung di beberapa sentra produksi, seperti Sumatra.
"Informasi yang salah itu sudah menyebabkan distorsi harga. Kami sudah meminta IRCO untuk mengklarifikasi data itu supaya pasar tidak panik," katanya.