Bisnis.com, PADANG—PT Semen Padang bisa menghemat pemakaian listrik yang disuplai PLN hingga 7% dari total kebutuhan energi perusahaan, dan menghemat dana Rp28 miliar per tahun dengan pemanfaatan teknologi hijau yang ramah lingkungan.
Direktur Pemasaran PT Semen Padang Pudjo Suseno mengatakan perusahaan tengah memprioritaskan pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk menunjang produksi, serta melakukan efisiensi biaya operasional.
“Sudah terbukti bisa dilakukan, kami bisa menghemat sekitar 7% kebutuhan listrik dan menghemat biaya sampai Rp28 miliar setahun dengan inovasi teknologi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/10/2014).
Dia mengatakan, pabrik semen tertua di Indonesia itu menerapkan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) yang bersumber dari bahan baku dan energi ramah lingkungan untuk menunjang proses produksi.
Dalam prosesnya, perusahaan yang berdiri tahun 1910 itu memanfaatkan limbah untuk mensubstitusi bahan baku utama, a.l penggantian pasir besi dengan copper slag dan sampah konkret, penggatian tanah liat dengan drilling cutting cement (DCC), gypsum purified dan fly ash.
Selain itu juga memanfaatkan biomass dari sekam padi, tatal atau limbah karet, serbuk gergaji, kertas bekas, dan limbah B3 (oli, grease, dan majun bekas) sebagai bahan bakar alternatif.
Sedangkan untuk peningkatan produksi, perusahaan melakukan penggantian separator pada cement mill dengan High Efficiency Separator (HES) yang menghemat energi.
Namun dalam proses produksi, energi primer batu bara dan listrik tetap dibutuhkan. Hanya dilakukan inisiatif penghematan dengan memanfaatkan gas buang dari pembakaran untuk membangkitkan tenaga listrik dalam skema WHRPG.
Hasilnya, kata Pudjo, selain menghemat energi dan menekan biaya operasional, perusahaan juga berhasil menurunkan emisi gas CO2 sebesar 350.319 ton per tahun.
“Sejak awal Semen Padang memang punya komitmen untuk menciptakan industri hijau yang ramah lingkungan,” katanya.