Bisnis.com, PADANG - Meski potensi ikan di Sumatra Barat terbilang besar, tetapi pemerintah setempat belum mampu memenuhi permintaan ekspor, akibat terbatasnya alat tangkap yang dimiliki nelayan.
Seperti rencana kerja sama ekspor ikan ke Maroko misalnya, pemerintah Sumbar tidak mampu menyediakan ikan sesuai jumlah yang diinginkan negara itu. Hal itu disebabkan masih minimnya hasil tangkapan nelayan karena keterbatasa peralatan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar Yosmeri mengakui peralatan tangkap dan kapal yang dimiliki nelayan di Sumbar masih belum memadai, sehingga hasil tangkapan tidak optimal. Padahal potensi ekspor ikan masih besar.
“Kami akui nelayan di Sumbar masih kekurangan, namun potensi pasar produk ikannya ada. Itu akan jadi motivasi untuk meningkatkan produktifitas nelayan,” katanya di Padang, Senin (13/10/2014).
Dia mengatakan akan menfasilitasi keterbatasan nelayan melalui kerjasama dengan swasta untuk pengadaan alat tangkap yang memadai, sehingga hasil tangkapan nelayan menjadi lebih banyak.
Menurutnya, saat ini sektor swasta sudah harus berperan dalam menggerakkan ekonomi berbasis masyarakat melalui kelompok tani dan nelayan.
“Tidak bisa kalau mengharapkan bantuan terus-menerus dari APBD, kami akan fasilitasi masyarakat dan swasta,” katanya.