Bisnis.com, JAKARTA -- Rerata indeks keyakinan konsumen (IKK) sepanjang kuartal III/2014 menguat ke posisi 119,93 dan menjadi indeks kuartalan tertinggi sejak lebih dari 10 tahun terakhir.
Walau begitu, dalam publikasinya Jumat (3/10/2014), Bank Indonesia (BI) mencatat secara bulanan IKK tercatat melemah tipis 0,4 poin menjadi 119,8 dari posisi bulan sebelumnya.
Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ditengarai menjadi salah satu pemicu utama. "(Fokusnya) memang kenaikan BBM. Mereka (konsumen) lihat-lihat dulu," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, kemarin.
Dalam rilisnya otoritas moneter menyebutkan perlemahan tersebut disebabkan menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang, terutama ekspektasi kegiatan usaha.
IKK September terbentuk atas indeks ekspektasi konsumen (IEK) yang terkoreksi 1,1 poin ke posisi 123,7 dan indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) yang menguat 0,2 poin menjadi 115,8.
Penurunan IEK terutama dipicu oleh ekspektasi kegiatan usaha yang terkoreksi hingga 5,3 poin.
Perlemahan tersebut diduga karena konsumen khawatir terhadap potensi inflasi yang tinggi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Alhasil ekspektasi terhadap kenaikan penghasilan enam bulan ke depan pun tak setinggi periode sebelumnya.
Di sisi lain, sejak Juli 2014 IKE memang menunjukkan tren kenaikan.
Hal ini didorong oleh penguatan indeks penyusunnya, yaitu indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja.
Sementara itu dari 18 kota yang disurvei, 14 kota menunjukkan pelemahan IKK dengan penurunan terbesar di Medan, yakni 13,2 poin dan Pontianak sebesar 7,9 poin.
Di sisi lain, kota Manado mencetak penguatan IKK dengan kenaikan 15,2 poin dan disusul oleh Semarang dengan 9,5 poin.