Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah menyatakan dukungannya terhadap proyek tol Balikpapan-Samarinda melalui pembangunan fisik pada dua seksi masih menunggu cairnya pinjaman dari China.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto menjelaskan pemerintah telah menyediakan tambahan anggaran untuk pembangunan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,4 kilometer sebesar Rp2,5 triliun.
Dana tersebut didapat dari Rp2,5 triliun yang terdiri dari Rp1 triliun dari APBD Kaltim dan Rp1,5 triliun dari APBN yang berasal dari pinjaman China, sedangkan untuk sisa biaya investasi akan ditanggung oleh investor yang memenangkan lelang.
Namun, dia menegaskan pemerintah pusat belum dapat menggunakan anggaran Rp1,5 triliun untuk membiayai pembangunan jalan tol karena pinjaman dari China hingga saat ini masih belum cair.
"Porsi yang siap bergerak dari pemerintah daerah. Kalau dari pemerintah pusat tunggu loan dari China cair, kalau sudah cair akan langsung disalurkan untuk pembangunan ruas yang menjadi porsi pemerintah," kata Djoko, Senin (22/9/2014).
Menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapat kepastian kapan pinjaman dari China akan cair. Namun, dia berharap pinjaman tersebut bisa segera cair, agar proses pembangunan ruas tol Balikpapan-Samarinda bisa dipercepat.
Dia menjelaskan, kucuran bantuan penyelesaian dari pemerintah pusat sebesar Rp1,5 triliun rencananya dianggarkan secara bertahap dengan skema kontrak tahun jamak selama empat tahun dimulai tahun 2015. Pekerjaan yang pertama diharapkan selesai dengan bantuan ini terdapat di paket I yakni Balikpapan-Samboja dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2017.
Lebih lanjut, Djoko menyebutkan dua seksi yang konstruksinya dikerjakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah seksi I dan seksi V. Adapun seksi I pengerjaannya dilakukan pada km 13 Balikpapan-Samboja sepanjang 24,5 kilometer dan seksi V km 13 Balikpapan-Sepinggan sepanjang 11,5 kilometer. Sementara untuk tiga seksi sisanya akan dilelangkan kepada pihak swasta.
Selain itu, dia mengungkapkan proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda sebenarnya sudah dua kali dilaunching untuk menarik minat investor. Namun, belum ada investor yang minat untuk berinvestasi karena berdasarkan studi kelayakan atau feasibility study (fs), proyek ini disebut tidak layak secara finansial. Karena itu, pemerintah perlu untuk memberikan insentif melalui pembangunan beberapa segmen.
Pemerintah, lanjutnya, memberikan dukungan berupa konstruksi fisik pada dua seksi untuk meningkatkan Internal Rate Of Return (IRR) atau pengembalian investasi jalan tol yang nantinya akan terhubung menjadi Trans Kalimantan ini.
Saat ini, sambungnya, pemerintah tengah berupaya mempercepat proses pembebasan lahan. Sehingga ditargetkan lelang investor bisa dilaksanakan menjelang akhir tahun. Adapun tiga seksi yang akan dilelang kepada pihak swasta ialah seksi II Samboja-Palaran I, seksi III Samboja-Palaran II, dan seksi IV Palaran-Jembatan Mahkota.
"Nanti akan dilelang kalau progres lahannya sudah mencapai 75%. Saat ini masih belum, karena progresnya baru 50%, jadi belum bisa konstruksi," jelasnya.
Meskipun demikian, Djoko mengaku optimistis proses pembebasan lahan pada ruas tol Balikpapan-Samarinda, karena sebagian besar lahan yang akan digunakan untuk pembangunan merupakan milik Perum Perhutani.
"Sebagian lahannya milik Perhutani, jadi kami yakin proses pembebasannya seharusnya bisa berjalan cepat," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian PU Achmad Gani Ghazali mengatakan pihaknya belum dapat melakukan proses lelang investasi karena pihaknya masih mengevaluasi dukungan dari pemerintah.
"Belum bisa dipastikan [waktu lelang, karena sedang dihitung teknisnya, berapa investasi dan dukung pemerintah, dan berapa kilo yang akan dibangun]," ujarnya.
Namun, dia berjanji akan segera membuka lelang investasi setelah mendapat kepastian dari pemerintah. Hal itu dilakukan demi percepatan pembangunan infrastruktur terutama jalan di kawasan luar Pulau Jawa.
Jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,4 km ini nantinya akan menghubungkan Kota Balikpapan yang merupakan pusat kegiatan nasional di kawasan Timur Indonesia dan Samarinda sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda juga merupakan bagian dari ASEAN Highways.
Profil Tol Balikpapan-Samarinda
Panjang: 99,4 km
Kecepatan Rencana: 80km/jam
Jumlah Seksi: 5
Biaya Investasi: Rp 11,4 triliun
Biaya Pengadaan Tanah: Rp1,3 triliun