Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Lobi RI Hapus Bea Keluar CPO

Di tengah tekanan harga minyak nabati dunia, China mendesak Pemerintah RI untuk menihilkan bea keluar (BK) CPO, yang dikhawatirkan dapat mengganggu persaingan bisnis antarpengusaha pengguna CPO di Tiongkok yang ingin mengimpor dari Tanah Air.

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tekanan harga minyak nabati dunia, China mendesak Pemerintah RI untuk menihilkan bea keluar (BK) CPO, yang dikhawatirkan dapat mengganggu persaingan bisnis antarpengusaha pengguna CPO di Tiongkok yang ingin mengimpor dari Tanah Air.

Wamen Perdagangan Bayu Krisnamurthi, bagaimanapun, mengungkapkan pemerintah tidak begitu saja menyanggupi tuntutan mitra bisnisnya tersebut mengingat masih pentingnya implementasi BK bagi upaya penghiliran industri CPO Indonesia.

“Ada sejumlah isu penting yang dibicarakan terkait pembangunan kerja sama industri kelapa sawit kedua negara. Salah satunya tuntutan agar BK CPO menjadi 0%. Para pengusaha Tiongkok berharap penghapusan BK dapat mengurangi dan mencegah persaingan tidak sehat di antara pengusaha sawit Tiongkok yang ingin bekerja sama dengan Indonesia.”

Usulan itu menjadi kepentingan mendesak China mengingat mereka adalah konsumen CPO Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan Uni Eropa. Banyak industri Tiongkok—terutama industri sabun cuci—yang menggunakan CPO nusantara sebagai bahan baku.

Namun, mereka mengeluhkan kebijakan BK membuat harga CPO menjadi lebih tinggi dan tidak kompetitif bagi industri mereka. Di lain pihak, bagi RI, penerapan BK adalah upaya untuk mengerem penjualan minyak sawit dalam bentuk mentah yang tidak bernilai tambah.

Salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah kepada industri Tiongkok yang ingin mendapat bahan baku minyak sawit dengan harga murah adalah dengan mengucurkan modal untuk membangun industri pengolahan atau pabriknya di Tanah Air.

“Pemerintah Indonesia memperhatikan berbagai faktor yang terjadi dalam industri kelapa sawit dengan mitra kerja samanya dan mendorong industri kelapa sawit untuk dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Indonesia,” ujar Bayu.

Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO September ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 739 dan Bea Keluar 9% dengan referensi harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 810,63.

Dengan melihat tren penurunan sepanjang akhir Agustus hingga dua pekan pertama September, GAPKI memperkirakan harga referensi CPO akan berada di bawah US$ 750 sehingga BK untuk September akan turun menjadi 0%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper