Bisnis.com, MALANG - Kenaikan elpiji yang segera diimbangi dengan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) maupun tarif dasar listrik (TDL) membuat pengelola hotel di Kota Malang, Jawa Timur, segera melakukan penyesuaian tarif kamar.
Ratna Dwi Rahmawati, Director Sales&Marketing Hotel Aria Gajayana Malang, mengatakan untuk menaikkan tarif kamar pihaknya perlu mempertimbangkan sejumlah hal. “Di antaranya terkait persaingan, apakah hotel yang lain menaikkan tarif atau tidak. Dalam hal ini kami juga perlu melihat hal itu,” kata Ratna, Senin (15/9/2014).
Selain itu untuk menaikkan tarif juga harus dilihat secara menyeluruh terkait faktor yang menjadi pendukung. Seperti tingkat okupansi. Dikuatirkan kalau harga langsung naik akan berpengaruh terhadap tingkat okupansi.
Karena itu Aria masih memilih untuk berhati-hati dengan tidak langsung menaikkan tarif kamar. Kendati diakui kenaikan tersebut akan berimbas pada kenaikan pada biaya operasional. “Kami lebih memilih untuk bersikap hati-hati dalam menyikapi kenaikan tersebut,” jelas dia.
Kadek Ayu Ery Ratnawati, Assistant Public Relations Manager Atria Hotel&Conference Malang, mengatakan besar kemungkinan kenaikan tarif kamar akan diberlakukan pada awal tahun depan.“Kenaikan berlaku bersama dengan tahun tarif kamar baru di awal tahun dan kenaikannya dikisaran 10%-15%,” ujarnya.
Saat ini kendati elpiji naik, namun tarif yang diberlakukan juga relatif fleksibel. Artinya menyesuaikan dengan kondisi tingkat hunian yang ada. Jika tingkat hunian tinggi maka tarif akan mengikuti.
Hal yang sama juga berlaku jika tingkat okupansi rendah, maka tarifnya juga akan menyesuaikan. Jika normal, tarif di Atria untuk tipe standar di angka Rp690.000 per malam. “Kalau okupansi rendah, maka tarif kamar menyesuaikan menjadi Rp550.000 per malam plus breakfast,” tambah dia.
Diakui tingkat hunian pada September misalnya dikisaran 50%. Pilihan untuk tidak langsung menaikkan tarif juga karena alasan adanya kontrak tahunan dengan agen perjalanan.
