Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Klaim Ekspor Akan Lampaui Estimasi

Pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian mengklaim ekspor mobil pada 2014 akan lampaui estimasi. Hal ini bercermin dari capaian ekspor tahun lalu yang melebihi target yang dicanangkan pemerintah
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian mengklaim ekspor mobil pada 2014 akan lampaui estimasi. Hal ini bercermin dari capaian ekspor tahun lalu yang melebihi target yang dicanangkan pemerintah.

Mengacu pada Per. Pres. No. 28/2008 dan MOI Reg. 123/2009 yang dirujuk Gaikindo, pada 2013 terget ekspor mobil mencapai 220.000. Pada 2014 mencapai 260.000 unit, hingga 2015 per tahun mencapai 386.000 unit. Hingga 2020 ekspor mobil per tahun diharapkan mencapai 622.000. Hingga 2025 mendatang ekspor mobil diharapkan mencapai 1.002.000 unit per tahun.

Menurut Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor otomotif bukan hanya dilihat dalam kondisi kendaraan utuh (CBU), tapi juga dalam bentuk kendaraan terurai (CKD). Pasalnya, masih ada kalangan yang menghitung ekspor mobil hanya dalam bentuk CBU.

Pada 2013, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, ekspor mobil CBU mencapai 170.958 unit. Jumlah tersebut menurun sedikit dibanding 2012 yang jumlahnya mencapai 173.371 unit.

Budi mengatakan, pada tahun lalu jumlah ekpor kendaraan dalam bentuk CKD mencapai 100 ribu unit. Jika dijumlah, capaian ekspor otomotif pada 2013 bahkan telah lampaui target ekpor yang ditergetkan untuk 2014.

Hitung-hitungan tersebut , dinilai Budi, belum termasuk angka ekspor suku cadang. Oleh karena itu, meski pada 2014 target ekspor kendaraan baik dalam keadaan CBU maupun CKD 260.000 unit, Budi optimistis industri otomotif di Tanah Air bisa mengekspor hingga 300.000 unit tahun ini. Budi menyatakan, hitung-hitungan target ekspor yang dicanangkan pemerintah dalam road map hingga 2025 optimis tercapai.

“Tahun lalu ekspor kita cukup bagus, 170.000 lebih unit mobil CBU. Dan dalam bentuk CKD-nya hingga 100.000 unit. Itu belum termasuk spare part. Tahun ini mungkin bisa sampai 200.000 unit CBU dan100.000 unit CKD. Jadi negara kita ekspornya sudah melebihi target,” kata Budi kepada Bisnis (10/9).

Seperti yang diberitakan Bisnis (4/9), Direktur Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Soerjono mengatakan, pemerintah cukup merasa puas dengan kinerjaekspor produk otomotif yang menunjukan tren positif setiap tahun.


Berdasarkan prestasi tersebut, Kemenperin, menurut Soerjono, layak mempertimbangkan adanya pemberian insentif bagi pengurangan pajak yang dibayarkan pelaku industri otomotif. Besaran insentif memang belum dirumuskan secara teknis, namun secara mekanisme dapat dilihat dari kebijakan yang dilakukan negara lain.

Di beberapa negara seperti Thailand, lanjut Soerjono, insentif dihitung dengan persentase tertentu dari nilai ekspor. Budi mengamini koleganya tersebut. Selain adanya penambahan insentif, lanjut Budi, sebenarnya pemerintah jauh-jauh hari telah memberikan kelonggaran bea masuk terhadap komponen yang masih diekspor.

“Yang bisa ekspor harus kami hargai. Sekarang kalau mereka mau ekspor, itu komponennya tidak kena bea masuk. Itu pertama. Insentif kedua masih kita pikirkan. Mestinya yang bisa ekspor itu mendapatkan insentif-insentif yang lain,” ujar Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper