Bisnis.com, JAKARTA – Peritel mengincar Filipina sebagai negara tujuan ekspor produk pakaian jadi. Filipina dinilai sebagai negara yang memiliki perkembangan fesyen positif yang belum tersentuh Indonesia.
Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid mengatakan Filipina adalah pasar strategis bagi Indonesia. Selain jarak yang cukup dekat, perkembangan model fesyen di negara tersebut mirip dengan Indonesia.
Menurutnya, pemerintah yang baru nanti harus mendukung dan mengupayakan perdagangan di sektor ini. Terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan memperbesar potensi keluarnya produk dalam negeri.
“Kalau kita bisa merealisasikan nilai transaksi bisa sekitar Rp12 miliar per satu brand produk per tahun. Filipina ritel fesyennya berkembang pesat,” kata Satria kepada Bisnis.com, Rabu (3/9/2014).
Selama ini, pakaian produksi dalam negeri yang masuk ke negara tersebut tidak menggunakan merek Indonesia. Artinya Indonesia hanya sebagai negara produsen pakaian, namun merek yang digunakan berasal dari negara pengimpor.
“Tantangannya adalah ritel busana brand kita harus bisa branding dan laku di internasional. Caranya adalah B to B yang didorong juga dengan lobi G to G,” imbuhnya.