Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN: Hingga Akhir Tahun Sekitar 3%

Otoritas moneter memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun berada di kisaran 3% terhadap PDB seiring dengan keberhasilan renegosiasi kontrak karya beberapa perusahaan termasuk Freeport.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas moneter memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun berada di kisaran 3% terhadap PDB seiring dengan keberhasilan renegosiasi kontrak karya beberapa perusahaan termasuk Freeport.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menilai keberhasilan pemerintah tersebut akan membuat tambahan ekspor mineral sekitar US$2 miliar-US$3 miliar hingga dengan sendirinya akan membantu profil transaksi berjalan tahun ini lebih baik.

“Transaksi berjalan di tahun 2013 itu kan 3,3% dari GDP, kalau kita bisa ada perbaikan ekspor mineral harusnya [defisit transaksi berjalan] bisa ada di kisaran 3%. Masih di kisaran 3%,” ujarnya ketika ditemui usai mengajar siswa SMK 38, Selasa (12/8/2014).

Pernyataan Agus terlontar ketika beberapa wartawan mempertanyakan isu membengkaknya transaksi berjalan pada kuartal II/2014 yang akan dirilis BI akhir pekan ini. Walaupun tidak menyebutkan nilai pasti, namun ia mengatakan secara musiman, ada kebutuhan yang bertepatan dengan penyambutan Lebaran.

Selain itu, adanya kewajiban-kewajiban pembayaran luar negeri pada kuartal II.

Kondisi tersebut mampu memberikan tekanan cukup besar pada neraca transaksi berjalan sehingga tidak menutup kemungkinan adanya pembengkakan defisit. “Bentar lagi udah keluar kan? Kita tunggu aja sebentar lagi,” ujarnya.

Dalam catatan Bisnis, Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan defisit transaksi berjalan kuartal II/2014 senilai US$9 miliar karena defisit perdagangan migas yang tinggi selama kuartal II/2014, kecuali Mei.

Secara rasio, angka tersebut akan berkisar 4% terhadap PDB, tidak lebih buruk dari performa periode sama tahun lalu 4,4% terhadap PDB.

Walaupun ada pembengkakan neraca transaksi berjalan pada kuartal II/2014, kemarin Agus meyakinkan ada perbaikan hingga akhir tahun ini.

Pasalnya, komitmen beberapa perusahaan untuk membangun smelter akan memberikan tambahan penerimaan dari komoditas yang sudah memiliki nilai tambah.

Menurutnya, tren positif dari neraca perdagangan nonmigas masih tertekan dengan masih besarnya defisit dari perdagangan migas.

Oleh karena itu, agar bisa mempunyai profil transaksi berjalan yang lebih sehat, ataupun fiskal yang lebih sehat, dia menyatakan harus ada penyikapan atas bbm, khususnya bbm bersubsidi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper