Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas moneter merasa nyaman dengan posisi inflasi saat ini yang relatif rendah seiring dengan adanya tren pengetatan kebijakan moneter yang masih terus berlangsung.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan bank central relatif nyaman dengan kondisi inflasi Juli 2014 sebesar 0,93% (mtm) atau 4,53% (yoy) karena sudah memperhitungkan juga kenaikan listrik industri.
“Kita nyaman dengan inflasi saat ini. Kalau kita lihat sampai akhir tahun itu masih ada di kisaran target kita 4,5% ±1%,” ujarnya, Selasa (12/8/2014).
Agus mengatakan target inflasi hingga akhir tahun ini belum memperhitungkan inisiatif kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun demikian, untuk tetap menjaga target inflasi tersebut, lanjutnya, BI selalu berkoordinasi dengan pemerintah.
Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs mengatakan selain suplai cukup memadai pada saat tingginya permintaan yang terjadi dari saat Lebaran, pengetatan moneter pun punya andil dalam menjaga laju inflasi. “Imbas [dari pengetatan moneter] otomatis memang meng-address inflasi agar cukup rendah.”
Namun demikian, Peter melihat imbas dari pengetatan moneter tersebut tidak terlalu siginifikan. Menurutnya, yang berandil besar dalam pengendalian laju inflasi yakni koordinasi antara BI dan Pemerintah terkait pengendalian harga kebutuhan-kebutuhan yang biasa mendapat tekanan demand cukup tinggi saat hari raya.