Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia (BI) tengah mencermati indikator perekonomian domestik terhadap risiko global serta prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan perkembangan neraca perdagangan Juni 2014 ini masih sesuai dengan pola musiman menjelang hari raya Idul Fitri.
“BI memperkirakan neraca perdagangan akan kembali membaik didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global,” tulisnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/8/2014).
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia (NPI) Juni 2014, defisit US$0,3 miliar, setelah mencatatkan surplus senilai US$0,05 miliar pada bulan sebelumnya.
Kinerja neraca perdagangan tersebut dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas Juni 2014 yang menyusut ditengah penurunan defisit neraca perdagangan migas dibandingkan kondisi Mei 2014.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas pada Juni 2014 tercatat senilai US$0,30 miliar, menyusut dari surplus pada Mei 2014 sebesar US$1,39 miliar.
Tirta mengungkapkan berkurangnya surplus nonmigas tersebut dipengaruhi oleh kenaikan impor nonmigas sebesar 11,41% m-t-m yang melampaui kenaikan ekspor nonmigas sebesar 1,43% m-t-m.
Kenaikan impor nonmigas terjadi pada 7 dari 10 golongan barang utama yaitu mesin dan peralatan mekanik, besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, bahan kimia organik, kendaraan bermotor dan bagiannya, barang dari besi dan baja, dan sisa industri makanan.