Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meyakini diaspora Indonesia dapat menjadi kekuatan dalam mendorong ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS).
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di hadapan diaspora Indonesia yang bermukim di AS dan berkumpul dalam acara tahunan 'Indonesian Diaspora National Convention and Indo Fest USA' yang pada tahun ini diselenggarakan pada 1-3 Agustus 2014 di New Orleans, AS.
Lutfi juga menekankan perlunya diaspora untuk bersatu dan mengambil manfaat dari negara di mana mereka tinggal untuk kepentingan masing-masing individu, komunitas, dan Indonesia secara keseluruhan.
"Secara langsung dan tidak langsung, diaspora sesungguhnya telah memberikan manfaat kepada bangsa Indonesia, namun untuk dapat mengoptimalkan hasilnya diperlukan cara-cara inovatif," tegasnya dalam siaran pers yang dilansir Kemendag, Senin (4/8/2014).
Menurutnya, forum diaspora yang diselenggarakan kali ini merupakan wadah yang sangat efektif bagi seluruh diaspora Indonesia untuk saling berbagi informasi, pengalaman, dan memperluas jaringan bisnis.
"Acara pertemuan seperti ini juga dapat menginspirasi warga Indonesia lainnya untuk menjadi diaspora atau menjalin kerjasama bisnis dengan diaspora lainnya untuk mengembangkan usahanya sendiri dan pada akhirnya perekonomian Indonesia," imbuhnya.
Diaspora Indonesia di seluruh dunia saat ini berjumlah sekitar 4,6-6 juta orang dan sebanyak 250.000 di antaranya bermukim di AS. Jumlah tersebut masih jauh lebih kecil dari jumlah diaspora Tiongkok yang mencapai 45,2 juta; India 24 juta; Azerbaijani 9 juta; dan Korea Selatan 6,2 juta.
Indonesia saat ini dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat masih mengalami kesenjangan pemerataan pendapatan.
Hal tersebut dapat diatasi dengan peningkatan pembangunan infrastruktur dan penyediaan sumber energi yang memadai sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan sekaligus pemerataan pendapatan di berbagai daerah.
Lutfi meyakini bahwa diaspora akan membantu mendorong perkembangan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia di negara di mana mereka tinggal. "Sehingga semakin banyak jumlah diaspora, maka akan semakin besar juga potensi pengembangan hubungan ekonomi, sosial dan budaya antara kedua negara, dalam konteks ini Indonesia-AS," jelasnya.
Perdagangan bilateral Indonesia dan AS menunjukkan peningkatan. Pada 2013 perdagangan bilateral Indonesia dan AS meningkat 4,89% dari tahun sebelumnya hingga mencapai US$28 miliar. Pada tahun yang sama Indonesia mengalami surplus hingga US$9,7 miliar.
Khusus untuk produk nonmigas, ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2013 mencapai US$18 miliar atau meningkat 1,88% dibandingkan 2012. Sementara itu, pada periode Januari-Mei 2014, ekspor Indonesia ke AS senilai US$12 miliar atau meningkat 3,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk ekspor nonmigas Indonesia ke AS pada periode Januari-Mei 2014 menunjukan tren yang positif dengan nilai US$7,6 miliar atau meningkat 1,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Indonesia-AS telah menetapkan target perdagangan antara keduanya sebesar US$30 miliar pada 2015. Upaya ini tentunya perlu dukungan dari diaspora Indonesia di AS dengan tentunya bekerja sama dengan Atase Perdagangan di Washington D.C., Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Chicago dan Los Angeles," ungkap Lutfi.