Bisnis.com, JAKARTA— Kalangan produsen pakaian bayi nasional merugi jika pengetesan untuk penerapan standarisasi produk tetap dilakukan pada tingkat barang jadi (unit testing).
Gabungan Beragam Brand Baju Bayi mengharapkan pengetesan standarisasi SNI berada di tingkat bahan material (component testing) seperti kain dan cat sablon sebelum menjadi barang jadi.
Akan tetapi, sejauh ini penerapan oleh standar SNI kurang efisien dan biaya yang dibebankan ke konsumen menjadi terlalu tinggi dan berakibat pada menurunnya tingkat persaingan produk dalam negeri.
Nelly Prayogo, salah seorang anggota Gabungan Beragam Brand Baju Bayi mengungkapkan dengan adanya penerapan standarisasi SNI wajib untuk pakaian bayi pihaknya mengaku setuju, tetapi idealnya cara yang dipakai untuk menguji standarisasi tersebut yang perlu diperbaiki.
“Selama ini, penguji mengambil sample dari gudang barang yang sudah jadi. Pengambilannya juga acak, sehingga jika produk tersebut tidak lulus sisa yang lain juga demikian,” tuturnya kepada Bisnis.com, Minggu (3/8).
Menurutnya jika pengujian berada di hulunya, atau pada tingkat produksi kain dan cat pewarna tentunya dapat lebih efisien.
Dia menambahkan, risiko yang produsen tanggung akan berkurang bila tanggung jawab kualitas material ditanggung oleh supplier komponen (kain, cat sablon) yang sudah bersertifikat SNI.