Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bea Masuk 0% Komponen Pesawat Masih Dikaji

Maskapai sepertinya harus lebih bersabar lagi karena desakan terhadap pemerintah untuk membebaskan bea masuk komponen pesawat terbang sejak tahun lalu belum sampai pada keputusan final.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai sepertinya harus lebih bersabar lagi karena desakan terhadap pemerintah untuk membebaskan bea masuk komponen pesawat terbang sejak tahun lalu belum sampai pada keputusan final.

Pemerintah masih mempertimbangkan kalahnya daya saing perusahaan komponen pesawat di dalam negeri jika ada pembebasan bea masuk.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan pihaknya masih meminta kepastian dari kementerian perindustrian karena menurutnya ada industri domestik yang berhubungan dengan komponen pesawat.

"Komponen pesawat kan ribuan jadi kita sedang mempelajarinya. Nanti kan bisa lihat case by case-nya keterkaitan antar komponen dengan industri. Komponennya kan banyak alau yakin ke depan enggak mau disentuh industri itu, ya BM [bea masuk] dinol-in enggak masalah," ujarnya seusai menghadiri rapat paripurna di DPR belum lama ini.

Dengan fokus pada pengembangan industri domestik, lanjut dia, investasi diperkirakan akan turut tergenjot masuk ke Indonesia. Konsekuensinya memang harus menjaga BM walaupun sedikit.

"Kalau udah nol ngapain investasi di Indonesia? Andin mengatakan butuh adanya harmonisasi tarif karena usulan pembebasan bea masuk tidak hanya terkait dengan komponen pesawat."

Dia menyebutkan ada komponen usulan terkait komponen kapal dan kereta api. Jika ada keterkaitan komponen satu dengan yang lain, pengembangan industri dalam negeri dibutuhkan agar tidak menggantungkan impor.

Padahal, sebelumnya sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Burhanudin mengatakan komponen dan suku cadang pesawat selama ini harus diimpor karena industri serupa di dalam negeri tidak bisa memasok kebutuhan para pelaku industri layanan penerbangan.

Maskapai membutuhkan sejumlah komponen dan suku cadang agar bisa menjaga performa pesawat terbang dalam kondisi yang tetap baik.

Burhanudin pun mengklaim dengan pembebasan BM seperti di Thailand, Malaysia, dan Singapura, pertumbuhan industri perawatan pesawat udara akan ikut terdongkrak.

Sayangnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan impor Mei 2014 tidak hanya terjadi di barang konsumsi, tapi juga bahan baku/penolong, dan barang modal. Impor barang baku/penolong pada Mei 2014 senilai US$11.340 juta atau mengalami penurunan 8,9% dari bulan sebelumnya senilai US$12.453,8 juta. Impor barang modal pada Mei 2014 turun 11,23% jika dibanding April 2014, dari US$ 2.671,1 juta menjadi US$2.371,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper