Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Produk Elektronik Rumah Tangga Tertahan

Produsen barang elektronik rumah tangga menilai bisnis pada tahun ini tak bergairah. Selama semester I/2014 nyaris tidak ada pertumbuhan penjualan untuk home appliance lemari es.
Produk elektronik rumah tangga. Penjualan tertahan.
Produk elektronik rumah tangga. Penjualan tertahan.

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen barang elektronik rumah tangga menilai bisnis pada tahun ini tak bergairah. Selama semester I/2014 nyaris tidak ada pertumbuhan penjualan untuk home appliance lemari es.

PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) memproyeksikan penjualan lemari es di dalam negeri tumbuh 10% sepanjang Tahun Kuda 2014. Serapan pasar terhadap lemari pendingin sangat memengaruhi bisnis perseroan mengingat produk ini adalah kontributor utama penjualan.

Product Marketing General Manager PT SEID Herdiana Anita mengatakan pada 2012 ke 2013 penjualan kulkas Sharp mampu merangkak sejauh 20%. Pencapaian serupa sukar terwujud pada tahun ini karena tren penjualan selama lima bulan pertama di awal tahun terlanjur negatif.

“Januari sampai Mei penjualan melambat cenderung tidak tumbuh. Kulkas ini produk utama bagi bisnis kami, kontribusinya sekitar 31% terhadap penjualan,” tutur Herdiana saat ditemui Bisnis seusai peluncuran lemari es Sharp Kirei, di Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.

Kebutuhan lemari es di dalam negeri sampai penghujung tahun ini diperkirakan menyentuh 4,37 juta unit. SEID menargetkan diri bakal memenuhi sekitar 35% dari permintaan nasional setara 1,53 juta unit. Perseroan mengklaim kulkasnya sebagai produk terlaris di Indonesia.

Sharp memproduksi kulkas melalui dua pabrik berbeda, yaitu di Pulo Gadung, Jakarta, dan Karawang, Jawa Barat. Nantinya kegiatan produksi di Pabrik Pulo Gadung akan sepenuhnya hijrah ke Karawang, sehingga kapasitas produksi maksimum di Jawa Barat 220.000 unit per bulan bakal terpakai.

Seluruh kebutuhan kulkas domestik dipenuhi SEID dari pabrik yang ada di Tanah Air. Kendati demikian sekitar 65% komponen masih dibayar menggunakan dolar, konten lokal baru sekitar 35% termasuk tenaga kerja.

“Karena depresiasi rupiah terhadap dolar AS, harga jual sudah dua kali naik totalnya sekitar 8% hingga 10% karena lonjakan biaya produksi. Tapi kenaikan ongkos produksi tak bisa semuanya dikompensasikan ke harga, nanti konsumen tak mau beli,” ujar Herdiana.

Pada Tahun Kuda 2014 permintaan lemari es secara nasional diperkirakan mencapai 4,37 juta unit. SEID mengklaim dirinya sebagai pemimpin pasar di segmen produk elektronika rumah tangga ini dengan pangsa pasar mencapai 35%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper