Bisnis.com, MAKASSAR -- PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tengah menjajaki pengelolaan Pelabuhan Mattoanging, Kabupaten Bantaeng, menggunakan skim kerjasama dengan pemda setempat.
Direktur Keuangan Pelindo IV Budi Revianto mengatakan pihaknya saat ini telah membuat kajian teknis termasuk penghitungan potensi bisnis jika mengelola pelabuhan tersebut.
"Tim kami sedang bekerja bersama dengan Pemkab Bantaeng, studi kelayakan dan studi mobilitas arus barang masuk dalam kajian teknis itu," katanya kepada Bisnis, Kamis (10/7/2014).
Menurutnya, rencana pengelolaan Pelabuhan Bantaeng juga telah diawali melalui pemetaan wilayah Sulawesi Selatan dengan menyasar kabupaten yang mempunyai potensi kepelabuhanan.
Selain itu, lanjut Budi, perkembangan Kabupaten Bantaeng yang mengarah ke daerah industri manufaktur bakal membutuhkab infrastruktur pelabuhan untuk memangkas ongkos logistik.
Beberapa waktu lalu, delapan investor China siap berinvestasi di Bantaeng dengan nilai mencapai US$4 miliar untuk pembangunan smelter.
Rencananya seluruh investor masing-masing akan membangun satu smelter untuk pengolahan nikel menjadi feronikel hingga stainless steel.
Pemkab Bantaeng sendiri menyiapkan lahan seluas 3.000 hektare yang masing-masing diperuntukkan 300 hektare untuk smelter, sedangkan sisanya digunakan untuk infrastruktur pelengkap termasuk didalamnya pengembangan Pelabuhan Mattoanging.
"Survei awal sudah kami lakukan, apalagi pemda Bantaeng tidak memiliki SDM berkompetensi bidang kepelabuhanan, maka kami coba jajaki," papar Budi.
Kendati demikian, besaran investasi yang bakal dikeluarkan untuk pengembangan Pelabuhan Bantaeng masih menunggu finalisasi kajian teknis tim Pelindo IV.
Sejauh ini, Pelabuhan Bantaeng yang berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar itu memiliki panjang dermaga 600 meter dengan kedalaman 8 meter.
"Begitu pula dengan status pelabuhan nantinya jika kami jadi mengelolanya, apakah cabang tersendiri atau unit," ucapnya.
.jpg?w=348&h=261)
.jpg?w=348&h=261)
