Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan kinerja industri tekstil sudah tidak kompetitif lagi. Saat ini, sepanjang 2014, utilisasi pabrik sudah turun 7%.
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan komponen biaya produksi dalam periode satu tahun terakhir terus meningkat. Hal ini karena berbagai masalah, mulai dari pelemahan rupiah, kenaikan tarif listrik, dan kenaikan upah minimun regional (UMR).
Saat ini utlisasi pabrik sudah menurun menjadi sekitar 72% dari sekitar 79%. Faktor utama adalah kenaikan tarif listrik untuk golongan pelanggan industri I-3 dan I-4 yang menyebabkan pabrik memilih melakukan penghematan.
“Mereka melakukan penghematan, bagaimana caranya bayar rekening tidak naik, jadi output dikurangi. Makanya investasi tidak ada yang mau masuk ke sini, sepi,” kata Ade di Jakarta, Senin (30/6/2014).
Direktur Industri Aneka dan Tekstil Kemenperin Ramon Bangun meyakinkan bahwa investasi baru di sektor industri padat karya, termasuk tekstil tidak mengendur.
Hanya saja, pihaknya tidak memonitor jumlah rencana investasi baru yang mau masuk. Adapun keyakinannya didasari oleh penyerapan tenaga kerja di sektor industri padat karya yang terus bertambah.
Dia menilai, meski rencana investasi baru di sektor ini tidak banyak, perusahaan atau pabrik yang melakukan perluasan atau ekspansi cukup banyak.
Dia mencontohkan, upah minimum di wilayah Jabodetabek memang sudah sangat tinggi, tetapi untuk upah minimum yang ada di Jawa Tengah masih rendah sehingga banyak perusahaan yang melakukan relokasi ke sana.