Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS GULA: Produsen Keluhkan Harga Tak Kunjung Membaik

Produsen gula mengeluhkan harga jual yang tidak kunjung membaik dan tidak kunjung beranjak dari kisaran Rp8.300/kg.
Tender 1.200 ton gula petani dilakukan PG Trangkil di Jateng hanya mampu membentuk harga Rp 8.530 per kg./bisnis.com
Tender 1.200 ton gula petani dilakukan PG Trangkil di Jateng hanya mampu membentuk harga Rp 8.530 per kg./bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen gula mengeluhkan harga jual yang tidak kunjung membaik, dan tidak kunjung beranjak dari kisaran Rp8.300/kg.

Perusahaan pelat merah PT Perkebunan Nusantara XI gagal mendapatkan harga ideal dalam lelang gula 6.000 ton yang digelar hari ini, Selasa (17/6/2014).

"Dalam tender yang diikuti 13 dari 26 perusahaan yang diundang tersebut, penawaran tertinggi hanya mencapai Rp 8.377,60/kg," kata Sekper PTPN XI Adig Suwandi dalam siaran pers.

Adig menambahkan karena harga yang terbentuk masih di bawah hitungan perseroan, maka stok gula tidak dilepas dan tender secara resmi dinyatakan batal. Harga gula yang rendah ini, paparnya, menimpa seluruh pabrikan di Indonesia.

Dia mencontohkan Pabrik Gula (PG) Madukismo di Yogyakarta juga baru saja melaksanakan tender sebnayak 646,66 ton gula milik petani produksi 2014 yang hanya mendapat penawaran tertinggi sebesar Rp8.506/kg.

Sedangkan sebelumnya, kata Adig, tender 1.200 ton gula petani dilakukan PG Trangkil di Jateng hanya mampu membentuk harga Rp 8.530/kg.

Adig menuturkan stabil rendahnya harga gula tidak terlepas dari banyaknya stok yang ada saat ini. "Selain hasil giling 2014, stok juga dipicu masih menumpuknya gula hasil giling 2013 lalu di sejumlah gudang, baik milik PG sendiri maupun milik pedagang yang dititipkan," ungkapnya.

Selain itu, dia menjabarkan bahwa kondisi ini juga dipicu rendahnya harga gula dunia yang selama ini menjadi referensi pedagang saat melakukan penawaran.

Dalam beberapa hari terakhir, gula untuk pengapalan Agustus 2014 yang ditransaksikan di Bursa Berjangka London hanya mencapai US$460-US$470/ton FOB (harga di negara asal) dan belum termasuk ongkos transportasi.

Untuk itu, Adig mengatakan satu-satunya jalan terbaik adalah mengendalikan stok dengan mencegah masuknya gula rafinasi ke pasar eceran. "Gula rafinasi berbahan baku raw sugar impor hanya untuk bahan baku industri makanan dan minuman dengan distribusi terbatas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper