Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Didesak Patenkan Beras Pandan Wangi

Asosiasi Pandan Wangi Cianjur Jawa Barat mendesak pemerintah segera mempatenkan beras Pandan Wangi agar tidak diklaim pihak lain.

Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Pandan Wangi Cianjur Jawa Barat mendesak pemerintah segera mempatenkan beras Pandan Wangi agar tidak diklaim pihak lain.

Wakil Ketua Asosiasi Pandanwangi Cianjur Pepen Jaenudin mengatakan hak paten tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas beras yang selama ini hanya diproduksi oleh petani di Cianjur antara lain di Cugenang, Cibeber, Warung Kondang, Gekbrong, dan Cianjur.

“Hak paten itu juga akan  meningkatkan nilai ekonomi petani, sehingga secara otomatis kontrol terhadap kualitas padi unggulan Cianjur telah dilindungi oleh hak paten,” katanya, Selasa (17/6/2014).

Dia mengaku sudah mengajukan hak paten tersebut kepada pemerintah sejak beberapa tahun lalu, namun hingga saat ini belum direalisasikan.

Dia mengharapkan hak paten ini bisa keluar pada akhir tahun ini karena untuk menjaga kualitas beras tersebut di pasaran.

Pepen beralasan hak paten itu diperlukan karena selama ini banyak pihak yang mengklaim telah mengekspor beras Pandan Wangi ke sejumlah negara antara lain Amerika Serikat dan Timur Tengah.

Padahal, lanjutnya, pihaknya hanya melakukan ekspor beras Pandan Wangi ke Singapura dan Malaysia dengan jumlah 5-10 ton per bulan.

“Jika ada yang mengklaim beras Pandan Wangi selain Malaysia dan Singapura, itu bohong. Karena beras Pandan Wangi hanya diproduksi di Cianjur,” tegasnya.

Pepen menjelaskan secara kasat mata memang beras yang diekspor selain ke Malaysia dan Singapura yang diklaim Pandan Wangi itu harumnya hampir mirip.

Namun, katanya, sebenarnya beras yang diekspor itu merupakan jenis beras biasa.

“Pandan Wangi itu memiliki aroma yang khas, jadi memang ada beberapa jenis beras tertentu yang hampir mirip wanginya dengan jenis beras Pandan Wangi,” ujarnya.

Adapun  produktivitas beras Pandan Wangi saat ini bisa mencapai 8-10 ton per hektare dengan  harga gabah kering panen (GKP) di atas Rp5.000 per kilogram.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper